Ullih Hersandi: Proses untuk apply IKAMET (surat izin tinggal di Turki)

Proses untuk apply IKAMET (surat izin tinggal di Turki)



Rabu, 2 November 2011

Aku terbangun di pagi hari, dengan semangat yang telah diperbarui. Kusiapkan menu sarapan pagi ini. Tak ketinggalan, akan kusajikan juga teh sebagai minuman wajib setiap pagi di negeri ini. Sembari menunggu air untuk tehnya mendidih, aku pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka yang masih terlihat lusuh ini. Selesai cuci muka dan gosok gigi, aku kembali ke dapur, untuk merapikan perkakas kotor bekas semalam. Sudah beberapa minggu aku di Turki, sepertinya aktivitas semacam ini sudah menjadi kebiasaanku setiap pagi. Aku tak masalah dengan kebiasaan baruku ini, asalkan ini kebiasaan baik, kenapa tidak…? Selesai aku merapikan perkakas kotor, aku menyiapkan teh dengan air yang sudah mendidih.

Aku keluarkan berbagai selai olesan roti seperti, selai cokelat, selai kacang, dan selai strawberry. Keju dan buah zaitun juga aku keluarkan dari kulkas untuk kita nikmati, karena keduanya merupakan menu wajib untuk sarapan di negeri Turki ini. Hidupku beberapa minggu terakhir ini mulai dipenuhi dengan yang namanya roti, dari pagi sampai malampun menu utamanya adalah roti bukan nasi. Perlahan aku mulai memaksakan diri untuk terbiasa dengan pola hidup seperti ini. Selama tinggal di apartment baru ini, hanya Ahmet abey yang bisa aku ajak sarapan tiap pagi, karena hanya dia seorang di apartment ini yang bisa aku paksa untuk bangun. Ibrahim abey dan Fatih abey, mereka berdua jarang sekali meluangkan waktu bersama kami untuk sarapan pagi. Aku berangkat pukul 07.45 A.M. menuju tempat tomer. Seperti biasa aku dan Ahmet abey keluar dari apartment di jam yang sama. Kita berjalan menuju bus stop atau  dalam bahasa Turkinya biasa disebut "Durak". Pagi ini saat jalan kaki menuju bus stop, aku hampir tertabrak mobil karena kecerobohanku sendiri, Ahmed abey memperingatkanku untuk lebih berhati-hati, karena pengemudi mobil di Turki takkan mengurangi kecepatan mobilnya selain di lampu lalu lintas. Dengan waktu tempuh 10 menit jalan kaki, akhirnya aku sampai di halte. Aku berdiri dengan calon penumpang lainnya menunggu bus datang.

Saat ini cuacanya lumayan cerah. Sinar matahari terasa lebih hangat dibandingkan hari-hari sebelumnya, walaupun dengan cuaca seperti ini terbilang cukup dingin untuk pendatang baru sepertiku. Sekitar 10 menit aku berdiri menunggu bus, dari kejauhan mulai terlihat bus yang akan aku naiki. Aku naik bus nomor 485, bukan bus dengan sistem ego card, tapi bus parali (bayar dengan uang), terpaksa aku bayar menggunakan uang recehan. Bus nomor ini turunnya lebih dekat dengan jembatan penyeberangan yang letaknya dekat dengan tempat TOMER dimana aku belajar bahasa Turki. Aku tidak perlu jalan terlalu jauh, hanya perlu menaiki jembatan penyebengkan dan kemudian sampai di tempat TOMER. Ada yang unik dengan hari ini, di tengah pelajaran temanku asal Afrika Tengah namanya OverJoessy mempertunjukan kebolehannya ngedance ala orang kulit hitam. Seisi kelas dibuat heboh dengan penampilannya. Kami semua tak segan untuk mengabadikan momen tersebut dengan merekam videonya di masing-masing ponsel yang kami punya. Aku juga tak mau ketinggalan dengan yang lainnya, aku juga merekam penampilannya OverJossy, lumayan buat kenang-kenangan saat aku pulang ke Indonesia. Aku bisa ceritakan ke keluargaku, tentang teman-teman yang kupunya saat tinggal di Turki.

Setelah pelajaran hari ini selesai, rencananya kita akan mengurus pembuatan IKAMET (Surat Izin Tinggal di Turki untuk orang asing). Orenci Belgesi juga sudah kita dapatkan dari hoca (Guru)  kita. Kita berenam, Aku, Wahyu, Rosid, Hikmat, Hamzah dan Irit pergi ke kantor pusat kepolisian (Emniyet). Kita pergi menggunakan Metro Subway, kereta bawah tanah. Aku masih punya ego card untuk satu kali naik lagi. Tapi untuk jaga-jaga akhirnya aku beli lagi untuk 2 kali naik seharga 2,6 TL. Aku naik metro menggunakan yang sisa kemarin. Berarti aku masih punya 2 kali naik lagi, mungkin untuk nanti perjalanan pulang.

Perjalanan dari Kizilay (Lokasi TOMER) ke Emniyet tidak terlalu jauh, hanya sekitar 15 menit waktu tempuh menggunakan Metro Subway. Akhirnya kita sampai, dan semua langsung bergegas masuk kantor kepolisian. Kita membeli map warna pink sebagai persyaratan membuat IKAMET, mapnya seharga 1 TL, kita juga harus memfotokopi paspor dan visa kita, selain itu juga harus melengkapi data diri pada beberapa lembar formulir yang diberikan. Saat mengisi formulir tersebut, ternyata disebelah kita ada 3 perempuan Indonesia, mereka sedang mengurus pembuatan IKAMET juga seperti kita. Sebagai tambahan syarat pelengkap lainnya untuk membuat IKAMET, kita harus meletakkan 3 lembar foto ukuran 4x6 di dalam map pink tersebut. Setelah semuanya lengkap, kita ikut dalam sebuah antrian yang panjang. Budaya mengantri sungguh di utamakan di negeri ini. Cukup lama kita menunggu antriannya. Mungkin sekitar 1 jam waktu kita habiskan untuk berdiri di antrian. Akhirnya giliranku tiba untuk mengurus pembuatan IKAMET tersebut. Akhirnya kita semua selesai proses apply pembuatan IKAMET, satu minggu ke depan sudah bisa diambil di tempat ini. Biaya pembuatannya lumayan mahal, 149 TL. Uang di dompetku semakin menipis dan sekarat dan sepertinya butuh suntikan dana dari Indonesia.

Akhirnya kita keluar dari kepolisian, dan menuju AnkaMall untuk numpang sholat, karena disekitar Emniyet tak kita temukan keberadaan masjid. Selesai sholat kita putuskan untuk segera pulang. Kami pulang terpencar. Irit dan Wahyu sepertinya mereka ingin naik bis dari AnkaMall. Sedangkan aku pulang bersama Hikmat, Rosid, dan Hamzah. Aku menggunakan egocardku yang masih baru, sekarang tinggal satu kali naik lagi. Kalau setelah naik metro kemudian naik bis, selama belum 75 menit akan mendapatkan gratis naik. Perjalanan menuju kizilay hanya 15 menit, untuk jalan kaki menuju halte 15 menit, dan untuk menunggu bis 15 menit, total 45 menit, tapi ternyata kita tidak mendapatkan gratis naik, mungkin waktu yang kita prediksikan salah, dan uang yang ada diego kita terpotong. Akhirnya aku tidak punya lagi ego card, saldonya sudah 0 TL. Saat aku naik bus ternyata Wahyu dan Irit juga ikut naik, dia ternyata tadi tidak menemukan busnya ketika menunggu depan halte Emniyet.Kali ini yang pisah adalah Hikmat dan Rosid, karena lokasi apartment mereka beda tujuan dengan bus yang kami berempat naiki.

Saat kita naik bis langit sudah mulai gelap. Perjalanan terlihat sedikit berbeda dari sebelumnya. pemandangannyapun sangat berbeda dibandingkan siang hari. Akhirnya aku sampai di halteku, dan turun langsung bergegas menuju apartementku, karena hari mulai gelap. 15 menit berjalan dari halte ke apartement terasa sangat melelahkan. Aku langsung berbaring di sofa. Melepas lelah setelah berkeliling membuat IKAMET. Malam harinya ada sedikit kejutan tak terduga, ada tamu abey-abey petinggi di daerahku. Dia yang mengurus semua keperluanku selama di Apartement ini. Ada Mustafa Abey, dia yang mengantarku ke apartement baru ini, ada Kadir abey, dia yang punya mobil, yang aku naiki saat ke apartement baru ini, ada orang Filipina yang sudah lancar berbahasa Turki, dia paling unik menurutku, dia sangat ingin tau tentang diriku, dia coba bertanya menggunakan bahasa Inggris, tapi sangat belepotan dan kemudian di bantu Ahmet abey. Masih ada 2 lagi yang aku lupa namanya.

Mereka semua berkumpul di ruang tamu atau biasa disebut "salon" dalam bahasa Turki. Entah membicarakan apa. Aku diminta duduk di sebelahnya Mustafa Abey, dan ternyata dia ingin bercanda denganku. Dia menggelitikku, hingga aku ketawa histeris karena merasa sangat geli. Selera humor abey-abey di sini sangat tinggi. Bahkan aku sering ketewa tanpa sebab saat ngobrol dengan mereka. Ada sesuatu yang istimewa ditengah-tengah kita, yaitu kepingan cokelat yang dibawa Mustafa Abey, dia membawa sebungkus besar kepingan cokelat. Aku sangat senang saat itu, karena aku bisa merasakan kenikmatan cokelat lezat, beberapa kali kukatakan ke mereka “ben cikolatayi cok Seviyorum”, “cikolata cok Lezzetli!!!’” dan mereka semua tertawa mendengar ucapanku itu. 30 menit setelah pesta ngemil cokelat, akhirnya abey-abey itu pulang. Apartementku kembali sepi. Masih ada 2 keping cokelat di genggaman tanganku, ini pemberian Mustafa abey, karena dia tau aku sangat menyukai cokelat. Aku sangat merasa senang di sini karena punya abey-abey yang sangat memperhatikanku. Aku kembali ke kamarku, dan menyelesaikan beberapa PR yang diberikan Hocaku hari ini. Selesai mengerjakan PR aku tidur untuk melepas lelah setelah seharian beraktifitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai