Ullih Hersandi: Berpisah Dengan Keluarga Baru

Berpisah Dengan Keluarga Baru

Sabtu, 15 Oktober 2011

Pagi hari sekitar pukul 07.00 kita berangkat menuju rumahnya Yusuf Abi. Kita diminta beli telur 6 butir. Telur 6 butir seharga 2 TL. Setelah beli telur kita melanjutkan perjalanan menuju rumah Yusuf Abi. Karena belum tau alamatnya, kita sempat terhenti di depan kios penjual ikan segar. Sembari nunggu jemputan Yusuf Abi, kita foto-foto dipinggir kota Samsun. Pagi itu cuaca benar-benar dingin sekali, anginnya kencang, dan suhunya 14 derajat. Kita menunggu sekitar 20 menit, dan akhirnya Yusuf Abi datang. Kita mengikuti langkahnya menuju rumahnya. Ternyata tidak jauh dari tempat kita menunggu. Sesampainya di apartement Yusuf Abi sudah terlihat banyak Mahasiswa Indonesia . Ternyata ini makan-makannya Yusuf Abi. Kali ini menu makanannya nasi goreng ditambah telur dadar special Ala Indonesia. Karena Salonnya sedang ada anak SMA pada kumpul, kita terpaksa sarapannya di dapur. Tempatnya lebih sempit dari apartement Ozkan Abi. Nasi gorengnya lumayan enak, kita habiskan semua makanan di depanku. Selesai makan kita semua berkumpul di Salon untuk ngobrol. Di depan kita Yusuf Abi memberikan banyak pencerahan dan saran ataupun kritik. Selesai ngobrol di salon, kita jalan-jalan ke Sekitar kota Samsun. Jalan-jalan ke pasar tradisional, dan jalan-jalan ke pantai. Setelah jalan-jalan kita berempat pulang untuk persiapan berangkat ke Ankara.


Dari siang sampai sore tak ada orang rumah yang menampakan diri. Mulai dari Yunus abi yang dari pagi sudah berangkat entah kemana, begitu juga Ozkan Abi dan Murat Abi, kalau Murat dia pamitan ingin pulang ke rumahnya. Hanya ada kita berempat di rumah, tapi tak ada makanan yang bisa kita makan. Kita begitu kelaparan. Sebenernya banyak terdapat kentang dan roti, tapi kita takut memakannya. Akhirnya kita putuskan untuk menggoreng kentang tersebut. Dan mengocok dua butir telur. Tak lupa keduanya diberi bumbu. Namun saat kentangnya matang, Ozkan Abi dan Murat datang, mereka bawa makanan siap saji. Mereka berdua ketawa. Akhirnya telur yang tadi kita kocok dan kasih bumbu, dimasukkan ke kulkas. Kemudian Ozkan Abi memasak makanan siap saji yang dia bawa. Seperti sup, namun isinya kacang polong. Ditambah roti dan sepiring nasi. Subhanallah sekali, tadi kita kelaparan, dan sekarang ada makanan banyak di depan mata kita.

Seusai makan, kita kembali berakativitas dengan Ozkan Abi dan Murat. Malam harinya, sekitar setelah sholat Maghrib, Yunus Abi dan Murat Abi pulang. Rosyid dapat sms kalau kita berangkat ke Ankaranya jam 12 Malam, tapi harus ke rumah Yusuf Abinya jam 10 malam. Aku masih punya waktu 3,5 jam untuk bersama dengan keluarga baruku, Yunus Abi, Ozkan Abi, Murat Abi dan Murat. Aku merasa sedih sekali harus berpisah dengan mereka. Yunus Abi dan Murat Abi belum makan, mereka berdua membuat makanan lagi, namun belum api kompor menyala, ada tetangga sebelah yang memberikan makanan ke kita semua. Ayah dari tetangga sebelah meninggal dunia karena kecelakaan. Karena kita sudah mendapatkan nasi dari orang yang sedang berduka, kita akhirnya mengirimkan doa Yasin untuk keluarga tersebut. Kita semua membaca Yasin bersama-sama.


Seusai selesai baca Yasin, kita lanjutkan dengan makan makanan dari tetangga sebelah. Benar-benar Subhanallah, tadi siang sampai sore kita kelaparan, dan sekarang kita sangat kekenyangan. Baru saja kita makan dengan Ozkan Abi dan Murat, sekarang harus menghabiskan sepiring nasi dengan lauknya roti isi daging. Aku hanya menghabiskan nasinya, begitu juga dengan Wahyu dan Hikmat. Roti kita bertiga kita masukkan ke tempat abonnya Wahyu untuk dibawa keperjalanan menuju Ankara. Tetangga sebelah juga memberikan minuman jus apel, enak sekali rasanya. Tak terasa waktu begitu cepat, waktuku bersama mereka hanya tinggal 1,5 jam lagi. Kita semua seperti biasa melaksanakan sholat Isya berjamaah, setelah selesai sholat masih ada waktu 1 jam, dan kita habiskan untuk ngobrol dengan mereka semua. Bercanda dengan Yunus Abi dan Murat, seperti malam-malam sebelumnya. Dan kita foto dengan Yunus Abi dan Murat sebagai kenang-kenangan.

Waktuku habis, dan kita semua harus berangkat menuju Ankara, dan sebelumnya ke rumahnya Yusuf Abi. Kita packing semua barang-barang kita yang masih tercecer, kita pastikan tidak ada yang ketinggalan. Semuanya telah rapi dan saatnya berangkat. Aku sedih sekali harus meninggalkan rumah ini. Karena aku sangat bahagia berada di rumah ini. Kita pamitan dengan semuanya kecuali Yunus Abi dan Murat. Soalnya mereka berdua ingin mengantar kita sampai rumah Yusuf Abi. Kupeluk satu persatu sebagai ucapan perpisahan, pertama Ozkan Abi, andai aku bisa bahasa Turki pasti sudah kukatakan seperti ini “Ozkan Abi, selama ini kau begitu baik kepada kita, kau selalu ada tindakan disaat kita kesusahan. Kau paling sering membuatkan sarapan untuk kita. Karakter tenang yang ada pada dirimu sangat ingin aku contoh. Makasih untuk semuanya Ozkan Abi, aku sedih sekali karena belum sempat berfoto denganmu Ozkan Abi , selamat tinggal semoga tahun depan kita bisa ketemu lagi”, kemudian aku peluk Murat Abi, dan jika aku bisa bahasa Turki pasti sudah kukatakan “Murat Abi kau disini seperti pengganti Ayah buatku, kau selalu memberikan pencerahan dan motivasi kepada kita berempat. Kau selalu mengingatkan kita untuk sholat, kau sangat tegas dalam mengambil keputusan. Aku akan sangat sedih jika harus berpisah denganmu, Makasih Murat Abi untuk semuanya :’)”.


Setelah berpamitan dengan mereka berdua, kita berempat dan Yunus Abi juga Murat berangkat menuju rumahnya Yusuf Abi yang letaknya sekitar 15 menit dari rumah ini. Kita berenam berjalan menyusuri dinginnya jalanan kota Samsun. Aku sangat terharu, karena Yunus Abi dan Murat mau mengantar kita. Mungkin sebenarnya mereka berdua belum ingin berpisah dengan kita. Selangkah demi selangkah kita lalui. Jalanan kota sangatlah dingin dan sunyi, namun terasa lebih hangat karena kita bercanda dengan Yunus Abi dan Murat. Kita semua sudah seperti saudara, aku tidak melebih-lebihkan, karena memang kenyataannya seperti itu. Kedua tasku dibawakan Murat, dia benar-benar baik sekali. Andai aku punya adik sepertimu. Sayang aku anak terakhir. Setelah lama berjalan akhirnya kita sampai depan rumahnya Yusuf Abi, tapi masih terkunci dan kita tidak tahu harus menekan tombol bel yang nomor berapa. 

Ternyata Yusuf Abi sedang menjemput Hamzah, mereka berdua juga akan bersama kita menuju Ankara. Fitriyanto juga bersama mereka berdua. Kita semua akhirnya masuk ke rumah Yusuf. Satu persatu naik lift. Setelah sampai di lantai 7, tempat Yunus Abi tinggal, disitulah kita berpisah dengan Yunus Abi, Murat dan Fitriyanto Abi. Kupeluk mereka satu persatu. Pertama Yunus Abi, andaikan aku bisa bahasa Turki pasti sudah kukatakan “ Yunus Abi, kau bule paling gila yang pernah aku kenal. Aku sangat bersahabat buatku. Begitu baik kau terhadap kita semua. Kau juga sering menghibur kita sampai ketawa. Kau seperti kakakku sendiri. Andai kau tau, sebenarnya aku tak ingin berpisah denganmu, aku sangat sedih berpisah denganmu, seakan tak lengkap kalau tak ada kamu. Makasih untuk semuanya selama seminggu ini. Jangan pernah lupakan aku. Mungkin kita bisa smsan atau facebookkan. Aku sangat menyayangimu Yusuf Abi, selamat tinggal, semoga kita bisa ketemu lagi tahun depan, aku akan sangat merindukanmu”, kemudian aku peluk Murat, dan andai aku bisa bahasa Turki, pasti sudah kukatakan seperti ini “Murat, kulihat kau begitu akrab dengan Yunus Abi, sepertinya kau sangat cocok untuk menjadi adiknya. Makasih Murat, kau sudah mau menjadi bagian dari kita walaupun hanya seminggu. Seminggu denganmu sangatlah bahagia buatku. Saat kau bercanda dengan Yunus Abi kau menghapuskan kesedihanku karena merindukan keluargaku di Indonesia. Sepertinya kalian berdua pengganti keluargaku di sini. Kau sangat humoris dan bersahabat. Sedih rasanya harus berpisah denganmu. Andai kau adalah adikku, aku akan sangat bahagia. Makasih untuk semuanya selama seminggu ini. Kau telah mengajarkan banyak hal kepadaku. Tolong jangan lupakan aku, aku akan sangat merindukanmu, my little brother.” Aku juga peluk fitriyanto, aku sangat berterima kasih ke dia, karena selama seminggu ini dia sudah mengurus kita, membantu kita ke sana-ke sini. Memberikan banyak hal baru untuk kita. Kita memang seumuran, tapi kau terlihat lebih dewasa dan mandiri dibandingkan kita berempat. Jujur aku sangat sedih harus berpisah denganmu. Semoga tahun depan kita ketemu lagi di Ondokuz Mayis University. Selama tinggal semuanya, jangan pernah lupakan kita berempat. Aku akan sangat merindukan kalian semua. Jaga diri kalian. Akhirnya mereka bertiga turun pakai lift dan pulang ke rumah.


Sekarang tinggal kita berempat dan Hamzah serta Yusuf Abi yang akan mengantar kita sampai Ankara. Tak mau membuang waktu, kita berenam langsung berangkat menuju tempat mobil transfer menuju terminal. Tak jauh dari rumah Yusuf Abi, akhirnya kita sampai, dan tak terlalu lama menunggu, mobilnya datang, kita semua masuk dan bersiap menuju terminal. Mobil melaju sangat cepat. Hanya sekitar 10 menit kita sampai di terminal dan langsung naik bis. Tepat pukul 24.00 bis berangkat dari terminal menuju Ankara. Di perjalanan aku habiskan waktu untuk tidur. Selamat tinggal kota Samsun, Selamat tinggal keluarga baruku, aku janji akan kembali ke sini untuk kuliah di Ondokuz Mayis tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai