Ullih Hersandi: First Day at Ankara, Turkey

First Day at Ankara, Turkey

Minggu, 16 Oktober 2011

Tepat pukul 06.00 kita sampai di terminal Ankara. Sudah ada yang menjemput kita. Kita semua sholat subuh dahulu. Jam 6 pagi di Turki masih sangatlah gelap, seperti jam 4 pagi di Indonesia. Selesai sholat kita semua langsung bergegas naik kereta metro. Keretanya sangat cepat, dan akhirnya kita sampai di tujuan. Kita turun kemudian menuju halte bis kota. Kita menunggu cukup lama. Suasana sangat sepi, dan udara sangatlah dingin, angin begitu kencangnya berhempus. Di HTCku tertulis suhu kota Ankara 11 derajat. Yang pasti lebih dingin dibandingkan kota Samsun. Di sini juga daun-daun sudah nampak kekuningan akan berguguran. Mulut kitapun mengeluarkan asap. Aku menunggu bis sembari mendengarkan lagu Geisha, cukup mengusir rasa jenuh.

Sekitar 25 menit, kita membeku menunggu bis, akhirnya datang juga bis yang kita tunggu. Mungkin kalau di Indonesia ini adalah bus coyo atau kopaja. Tapi di dalamnya benar-benar menarik. Kalau ada yang ingin turun, tinggal pencet tombol stop yang ada di dekat pintu. Maka supir akan menghentikan laju bisnya. Sekitar 20 menit kita di dalam bis, dan kita turun di pemberhentian terakhir. Kita turun dan terlihat dari kejauhan sudah ada orang Indonesia yang menjemput kita. Dia mengantar kita sampai tempat tinggalnya. Sesampainya di sana, kita langsung membaringkan tubuh yang beku ini di sofa Salon. Tulangku terasa sangat membeku. Saat kita istirahat, Khoirul Abi membuatkan makanan untuk kita berenam. Menunya menemen dan roti. Sembari menunggu masakan matang. Aku membereskan tasku yang terkena tumpahan kecap. Aku cuci bajuku yang terkena kecap dan anehnya noda kecapnya bisa hilang. Apalagi saat kugunakan sabun mandi untuk penghilang nodanya, makin bersih sekali bajuku. Tahukah kalian aku mencuci bajuku dimana…? Aku mencucinya di washtafle. Seusai aku bilas kemudian aku keringkan dibawah jemuran abi-abi di rumah itu. Aku bersihkan kecap yang berserakan di dalam tasku. Setelah semua cukup bersih. Aku packing ulang isi tasku. Dan kemudian kita semua bersiap untuk santap pagi alias sarapan. Lagi-lagi kita sarapan di dapur. Tak apalah yang penting bisa makan. Aku belum kenal karakter orang-orang di rumah ini. Ada satu yang sangat membuatku senang, yaitu cokelat. Sudah lama sekali aku tidak makan cokelat. Aku habiskan rotiku dengan olesan cokelat. Enak sekali rasanya. Setelah rotiku habis, barulah aku makan menemennya.

Akhirnya sarapan selesai dan dilanjutkan dengan istirahat di salon. Seusai melepas lelah, kita semua menuju rumahnya Tafwim Abi, sekitar 10 menit dari rumah ini. Sesampainya di sana kita disambut baik, kita juga ada jamuan minum teh panas. Kita juga sholat Dhuhur berjamaah. Setelah itu kita pulang dengan dibekali selimut. Sekitar jam 14.00 kita belanja keluar rumah untuk makan malam nanti. Kita semua dimintai iuran masing-masing 2 TL. Dari pertama masuk sampai keluar rumah Ozkan Abi tak pernah dimintai uang sekuruspun. Aku gak tau kenapa kita harus mengeluarkan 2 koin kita senilai 2 TL. Tak apalah, semoga bisa membantu keuangan di rumah ini. Kita berempat, aku, Khoirul Abi, Rosyid dan Hikmat pergi ke supermarket dekat rumah untuk belanja. 1 jam kemudian kita kembali ke rumah, lalu kita memasaknya.

Sekitar jam 4 sore makanan baru matang. Lagi-lagi kita makan di dapur. Menunya kali ini nasi dengan masakan khas Indonesia, ayam goreng kentang. Setelah menghabiskan nasi dan lauknya, kini aku beralih ke roti, aku meminta cokelat lagi untuk olesan rotiku. Akhirnya semua hidangannya habis. Sore harinya aku kirim sms ke Yunus Abi, sms yang udah aku bikin pakai kamusku. Mungkin kalimatnya masih acak dan berantakan, tapi aku yakin dia akan paham dengan smsku. Kemudian tak berapa lama kita sholat Maghrib berjamaah. Seusai sholat ada pesan masuk di HTCku, ternyata balasan dari Yunus Abi, benar dugaanku, dia paham smsku. Aku terharu sekali saat tau arti dari smsnya Yunus Abi, setelah di translate Yusuf Abi. Malam harinya kita istirahat lagi.

Namun sekitar pukul 21.00 kita diajakin futsal dengan Abi-Abi yang ada di Ankara. Aku putuskan untuk ikut begitu juga Wahyu dan Rosyid. Kita berangkat sambil jogging, selain untuk pemanasan juga untuk menghilangkan rasa dingin dikulit kita. Suhunya mencapai 8 derajat. Sangatlah dingin, kalau kita diam saja, mungkin kita akan beku. Cukup butuh waktu 10 menit dan kita semua sampai di lapangan futsal. Rencananya seusai futsal Khoirul Abi akan mengantar Yusuf Abi untuk kembali ke Samsun. Mengantarnya sampai OtoGar. Saat menit-menit awal aku dijadikan beck, namun setelah aku gagal menghalau lawan, akhirnya aku jadi keeper. Aku senang sekali bisa main futsal bersama. Karena sepatuku sulit untuk futsal, akhirnya aku lepas. Ternyata lapangannya sangat dingin, rasanya seperti berdiri di atas balok es. Aku kebobolan 3 kali saat menjadi keepper, tapi itu hanya menit awal saat aku belum bisa beradaptasi dengan serangan lawan. Aku juga belum tau karakter masing-masing pemain. Setelah itu, aku berhasil menghalau semua bola yang melaju ke arahku. Back ku juga sangat kuat. Selepas futsal kita pulang, dan berpisah dengan Yusuf Abi, karena dia harus ke Otogar, dia sangatlah baik orangnya. Lucu dan suka menghibur. Kita bertiga akhirnya melanjutkan perjalanan ke rumah tanpa Yusuf Abi.

Sesampainya depan rumah, aku gunakan kunci yang dipinjami Khoirul Abi buat masuk rumah. Kita masuk rumah, beres-beres, sholat Isya’ dan kemudian istirahat. Aku harus beradaptasi dengan semuanya yang ada di kota ini. Semoga Allah SWT memberikanku kesanggupan untuk bertahan selama 1 tahun belajar tomer di sini, dan kemudian kembali lagi ke Samsun dan bisa bertemu Ozkan Abi serta lainnya. Malam yang begitu dingin, suhu terakhir yang terpantau dari HTCku adalah 7 derajat. Selamat malam kota Ankara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai