Ullih Hersandi: Pertemuan Dengan Pengurus Pelajar Indonesia

Pertemuan Dengan Pengurus Pelajar Indonesia


Kamis, 13 Oktober 2011

Seperti biasa, kita sholat Subuh berjamaah dan kemudian tidur lagi. Tapi selama di sini setelah sholat subuh aku tidak tidur, melainkan main laptop menulis Diary perjalananku selama di Turki. Rencananya nanti akan aku posting di blog pribadiku. Seminggu aku disini aku belum mendapat akses internet secara konstan. Aku rencananya akan membeli paket internet satu bulan 9 TL dengan kuota 1 GB. Sekitar pukul 11.00 aku dan Rosyid pergi ke dekat jalan besar, karena di sanalah ada counter pulsa. Aku ngomong pakai bahasa Inggris dengan penjual pulsanya, namun sepertinya mereka tak paham dengan apa yang aku katakan, lagi-lagi aku harus menggunakan bahasa tubuh dengan ditambah sedikit kosa kata turki yang sudah aku pelajari. Bahkan sang penjual pulsa memintaku menuliskan kalimat dalam bahasa Inggris. Namun aku kasihkan bungkus kartu perdanaku, aku baru sadar kalau didalamnya ada bekas voucher isi ulang 20 TL, kemudian aku tunjukan kartu voucher itu, dan dia paham apa yang kita maksud. Aku beli 5 TL, untuk menambah pulsa di HPku biar diatas 9 TL, biar bisa untuk paket internet bulanan.


Setelah beli pulsa, HTCku langsung aku daftarkan paket internet, format smsnya sudah dikasih tau Bagus Abi ketik 1GB kirim ke 5555. Setelah itu, aku langsung bisa menjelajah dunia maya. Seharian aku mainan HTCku, maklumlah seminggu tanpa internet membuatku seperti ketinggalan info sangat banyak. Hingga sore hari, aku diajak Fitriyanto Abi ketemuan dengan pengurus pelajar Indonesia di Turki. Tempat pertemuannya tidak terlalu jauh dari apartement. Sekitar tempat kita foto yang banyak burung merpati. Sesampainya di ruangan pertemuan. Kita langsung duduk, dan beberapa menit kemudian muncul beberapa pelajar Indonesia lainnya. Bahkan di tempat itu ada pelajar dari Pakistan. Namun yang paling banyak adalah pelajar Indonesia. Berselang 20 menit dari kedatanganku, akhirnya sang pemimpin rapat datang, tak lain dan tak bukan dia adalah Musa Abi. Aku sangat kaget, saat aku jabat tangan dengannya, tiba-tiba dia bilang kalau jaketku sangat bagus, namun dalam bahasa Turki. Jaket yang aku pakai adalah jaket kulit pemberian mas Lambang. Selain membahas nasib kita di Turki, acara ini juga memberikan pencerahan dan sedikit motivasi untuk terus bergerak maju. Ada beberapa penjelasan dari Musa Abi. Dia menjelaskan menggunakan bahasa Inggris, tapi aku paham. Beliau juga bisa berbahasa Indonesia. Seperti biasa, ada tradisi minum teh, ditambah makanan ringan seperti bolu, yang rasanya sangat legit. Enaklah pokoknya, bolu tapi rasanya mendekati brownies, yang di dalamnya ada pasta cokelat. Setelah minum teh bersama, dilanjutkan dengan sholat berjamaah.


Seusai sholat kita langsung pulang, karena acaranya sudah selesai. Kita dibekali Murat Abi sebungkus roti, Murat Abi bekerja di tempat ini. Kita pulang dan sesampainya di apartement, orang rumah sedang siap-siap santap malam. Waktunya sangat tepat, ditangan kita sudah ada roti dari Murat Abi. Seperti biasa kita duduk mengelilingi menu makan malam kali ini. Menunya kali ini sup kedelai dengan nasi. Rasa supnya sangatlah enak. Sedangkan nasinya sangat lengket seperti ketan, rasanya sedikit asin. Tapi sangat cocok dengan rasa sup kedelainya. Akhirnya perutku kenyang juga. Seperti biasa, dilanjutkan dengan sholat Isya’ berjamaah dan setelah itu tradisi minum teh dan nonton TV bareng. Satu persatu anggota rumah mulai ngantuk dan kembali ke kamar mereka. Aku juga sangat kantuk, dan akhirnya aku membereskan sofa yang biasa aku gunakan untuk tidur, 10 menit kemudian aku sudah berada di alam mimpi. Selamat malam Turkiye.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai