Sempurnakan Diri dengan Menutup Aurat
Bersyukurlah kita terlahir sebagai seorang muslim. Banyak hal dalam syariat agama Islam yang sudah sepatutnya kita jadikan sebagai pedoman dalam menjalani sebuah kehidupan, karena segala sesuatu yang ada di dalamnya adalah suatu kebaikan. Bagi setiap muslim yang berpegang teguh pada syariat agama Islam, mempelajarinya, dan kemudian mengamalkannya dalam setiap aspek kehidupan, maka niscaya pahala yang berlipat ganda akan didapatkan, dan juga segala kebaikan yang menyertainya.
Tugas
kita sebagai seorang muslim bukan sekedar hanya bersyukur atas
keimanan yang kita miliki, tetapi kita senantiasa harus mengasah keimanan
tersebut agar tidak tumpul, berkarat, ataupun perlahan terkikis akan berbagai
hal. Menjalankan setiap kewajiban kita, juga
mampu menjaga kualitas iman kita agar tidak rapuh tergerus oleh hal-hal yang
mampu meruntuhkannya. Seorang muslim memiliki kewajiban-kewajiban yang mutlak harus dilaksanakan. Misalnya kewajiban bagi seorang Muslimin untuk mendirikan sholat Jumat, dan kewajiban bagi seorang Muslimah untuk menutup rapat aurat.
Bagi
seorang muslimah menutup aurat (menutup tubuh dari ujung rambut sampai ujung
jari kaki kecuali wajah dan kedua telapak tangan) adalah suatu kewajiban mutlak
yang harus dilaksanakan setelah mencapai usia baligh. Pengertian dari Baligh
itu sendiri adalah batasan usia seseorang dalam perkembangan menuju dewasa,
untuk perempuan ditandai dengan proses menstruasi. Seperti yang telah
diriwayatkan oleh Aisyah RA, ketika Asma’ bin Abi Bakar menemui Rasulullah SAW,
sedangkan ia berpakaian tipis. Maka Rasulullah SAW seraya berkata :
يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتْ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ
أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ
“Wahai
Asma’, sesungguhnya perempuan apabila telah baligh, tidak pantas terlihat
kecuali ini dan ini (beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya)”. ~HR Abu Daud~
Selain
itu telah dijelaskan pula di dalam Al-Quran :
Surat
Al-Ahzab ayat 59
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا
يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”. (QS.
Al-Ahzab:59)
Surat
An-Nur ayat 31
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ
عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَائِهِنَّ
أَوْ ءَابَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ
أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ
بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ
جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan
katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan
mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan
janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir
daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung
kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka
melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau
anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau
anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara
mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka,
atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan
kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat
perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan
apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya.” (QS. An-Nur:31)
Sebagai
seorang muslimah sudah selayaknya berpenampilan sopan, tidak berlebihan,
sederhana, serta menutup auratnya dengan sempurna. Sebagian besar dari muslimah yang belum menutup auratnya secara sempurna mungkin dikarenakan rasa khawatir, ragu, dan takut akan kehilangan kecantikan ataupun karakter yang selama ini melekat. Karena tetap saja seorang muslimah adalah seorang manusia yang fitrahnya membutuhkan rasa percaya diri. Namun percayalah, muslimah yang
berpakaian sesuai syariat agama akan lebih terlihat anggun, berkharisma,
memiliki karakter yang kuat, dan aura yang dimilikinya akan semakin bercahaya.
Menutup aurat dengan sempurna juga mampu menjaga diri seorang muslimah dari
hal-hal negatif yang tidak diinginkan. Menutup aurat bukan sekedar menutupnya
hingga rapat, melainkan ada beberapa syarat yang harus terpenuhi. Seperti,
menutupnya dengan kain yang bisa menutupi warna kulit dan menutupi ataupun
menyamarkan lekuk tubuh.
Pada
masa sekarang ini masih banyak perempuan di luar sana yang mengumbar auratnya
dengan cuma-cuma bahkan ada unsur sengaja. Andai mereka mengerti hukuman
ataupun siksa pedih kelak di neraka bagi perempuan pengumbar aurat, mungkin
mereka akan berfikir ulang untuk mengumbar auratnya di tempat umum dan dilihat
beratus pasang mata yang bukan mahramnya. Banyak pula di antara mereka ketika
diberikan pertanyaan mengenai kenapa mereka tidak menutup auratnya dengan
sempurna, dengan mudahnya mereka menjawab hatinya belum merasa siap.
Bahkan ada di antara mereka yang menjawab akan menutup auratnya setelah menikah kelak, dengar artian suami mereka mendapatkan istri yang telah dilihat auratnya oleh ribuan pasang mata semenjak usia baligh hingga ia menikah dengannya. Pertanyaannya cuma satu, “setega itukah kalian terhadap para laki-laki yang kelak akan menjadi suami kalian?” Jawaban-jawaban yang mereka lontarkan begitu mudah dan ringan, tapi siksa di neraka bagi pengumbar aurat akan sulit dan berat. Menutup aurat dengan sempurna bukanlah Ujian Nasional yang memerlukan persiapan, tetapi menjalankannya merupakan suatu kewajiban yang ada di dalam syariat agama Islam.
Bahkan ada di antara mereka yang menjawab akan menutup auratnya setelah menikah kelak, dengar artian suami mereka mendapatkan istri yang telah dilihat auratnya oleh ribuan pasang mata semenjak usia baligh hingga ia menikah dengannya. Pertanyaannya cuma satu, “setega itukah kalian terhadap para laki-laki yang kelak akan menjadi suami kalian?” Jawaban-jawaban yang mereka lontarkan begitu mudah dan ringan, tapi siksa di neraka bagi pengumbar aurat akan sulit dan berat. Menutup aurat dengan sempurna bukanlah Ujian Nasional yang memerlukan persiapan, tetapi menjalankannya merupakan suatu kewajiban yang ada di dalam syariat agama Islam.
Banyak
perempuan-perempuan di sekitar kita yang telah menutup auratnya namun belum
sempurna. Entah itu caranya yang masih salah, atau mungkin pakaian yang mereka
kenakan masih membuat lekuk tubuh terlihat. Sayangnya sebagian masyarakat
mencelanya, bahkan menganggap kerudung ataupun jilbab yang mereka kenakan
mencoret syariat Islam. Lebih sadisnya lagi, ada yang beranggapan lebih baik
perempuan tersebut melepaskan kerudung ataupun jilbabnya daripada menodai
syariat agama. Lantas bagaimana bisa kerudung ataupun jilbab yang menjadi
sasaran untuk dikambing hitamkan? Bukankah mereka sudah berusaha untuk menutup
auratnya walau belum sempurna?
Sudah seharusnya kita mengingatkan mereka yang belum menyempurnakan dalam menutup aurat. Andaikan ada kekurangan dalam caranya berbusana ataupun cara mereka menutup aurat yang belum sempurna, mungkin bisa dibicarakan baik-baik tanpa perlu mengeluarkan sekecil apapun cercaan. Mungkin saja orang tersebut belum paham benar mengenai apa yang ada di dalam syariat agama Islam tentang kewajiban menutup aurat dengan sempurna. Tugas kita hanyalah menjelaskan kepada mereka dengan pelan dari hati ke hati tanpa menggunakan cemoohan ataupun kekerasan fisik maupun mental. Insya Allah pintu rahmat dan ridha dari-Nya akan terbuka untuk mereka yang bersungguh-sungguh ingin membawa diri ke arah yang lebih baik.
Sudah seharusnya kita mengingatkan mereka yang belum menyempurnakan dalam menutup aurat. Andaikan ada kekurangan dalam caranya berbusana ataupun cara mereka menutup aurat yang belum sempurna, mungkin bisa dibicarakan baik-baik tanpa perlu mengeluarkan sekecil apapun cercaan. Mungkin saja orang tersebut belum paham benar mengenai apa yang ada di dalam syariat agama Islam tentang kewajiban menutup aurat dengan sempurna. Tugas kita hanyalah menjelaskan kepada mereka dengan pelan dari hati ke hati tanpa menggunakan cemoohan ataupun kekerasan fisik maupun mental. Insya Allah pintu rahmat dan ridha dari-Nya akan terbuka untuk mereka yang bersungguh-sungguh ingin membawa diri ke arah yang lebih baik.
Tulisan
ini dibuat begitu istimewa teruntuk sahabat, teman, orang-orang yang telah
kukenal, atau siapapun di luar sana yang belum menutup auratnya dengan
sempurna. Dengan segala kerendahan hati dan tak bermaksud untuk menggurui, mari
mulailah dari hari ini kita tegakkan syariat Islam. Torehan tulisan ini
bersifat umum bagi semua muslimah yang memiliki semangat kuat untuk perbaikan.
Mari bersama perbaiki diri, tutup segala kekurangan, dan tingkatkan keimanan.
Sudah seharusnya sesama umat Islam untuk saling mengingatkan, karena proses
itulah yang membuat agama Islam tetap kokoh berdiri tegak dari zaman ke zaman.
~Salam hangat dariku di negeri
seberang,
Samsun-Turki, 14 Oktober 2014~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar