Ullih Hersandi: Sempurnakan Diri dengan Menutup Aurat

Sempurnakan Diri dengan Menutup Aurat



Bersyukurlah kita terlahir sebagai seorang muslim. Banyak hal dalam syariat agama Islam yang sudah sepatutnya kita jadikan sebagai pedoman dalam menjalani sebuah kehidupan, karena segala sesuatu yang ada di dalamnya adalah suatu kebaikan. Bagi setiap muslim yang berpegang teguh pada syariat agama Islam, mempelajarinya, dan kemudian mengamalkannya dalam setiap aspek kehidupan, maka niscaya pahala yang berlipat ganda akan didapatkan, dan juga segala kebaikan yang menyertainya.

Tugas kita sebagai seorang muslim bukan sekedar hanya bersyukur atas keimanan yang kita miliki, tetapi kita senantiasa harus mengasah keimanan tersebut agar tidak tumpul, berkarat, ataupun perlahan terkikis akan berbagai hal. Menjalankan setiap kewajiban kita, juga mampu menjaga kualitas iman kita agar tidak rapuh tergerus oleh hal-hal yang mampu meruntuhkannya. Seorang muslim memiliki kewajiban-kewajiban yang mutlak harus dilaksanakan. Misalnya kewajiban bagi seorang Muslimin untuk mendirikan sholat Jumat, dan kewajiban bagi seorang Muslimah untuk menutup rapat aurat.

Bagi seorang muslimah menutup aurat (menutup tubuh dari ujung rambut sampai ujung jari kaki kecuali wajah dan kedua telapak tangan) adalah suatu kewajiban mutlak yang harus dilaksanakan setelah mencapai usia baligh. Pengertian dari Baligh itu sendiri adalah batasan usia seseorang dalam perkembangan menuju dewasa, untuk perempuan ditandai dengan proses menstruasi. Seperti yang telah diriwayatkan oleh Aisyah RA, ketika Asma’ bin Abi Bakar menemui Rasulullah SAW, sedangkan ia berpakaian tipis. Maka Rasulullah SAW seraya berkata :

يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتْ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ
“Wahai Asma’, sesungguhnya perempuan apabila telah baligh, tidak pantas terlihat kecuali ini dan ini (beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya)”. ~HR Abu Daud~

Selain itu telah dijelaskan pula di dalam Al-Quran :

Surat Al-Ahzab ayat 59

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab:59)

Surat An-Nur ayat 31

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَائِهِنَّ أَوْ ءَابَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya.” (QS. An-Nur:31)



Sebagai seorang muslimah sudah selayaknya berpenampilan sopan, tidak berlebihan, sederhana, serta menutup auratnya dengan sempurna. Sebagian besar dari muslimah yang belum menutup auratnya secara sempurna mungkin dikarenakan rasa khawatir, ragu, dan takut akan kehilangan kecantikan ataupun karakter yang selama ini melekat. Karena tetap saja seorang muslimah adalah seorang manusia yang fitrahnya membutuhkan rasa percaya diri. Namun percayalah, muslimah yang berpakaian sesuai syariat agama akan lebih terlihat anggun, berkharisma, memiliki karakter yang kuat, dan aura yang dimilikinya akan semakin bercahaya. Menutup aurat dengan sempurna juga mampu menjaga diri seorang muslimah dari hal-hal negatif yang tidak diinginkan. Menutup aurat bukan sekedar menutupnya hingga rapat, melainkan ada beberapa syarat yang harus terpenuhi. Seperti, menutupnya dengan kain yang bisa menutupi warna kulit dan menutupi ataupun menyamarkan lekuk tubuh.

Pada masa sekarang ini masih banyak perempuan di luar sana yang mengumbar auratnya dengan cuma-cuma bahkan ada unsur sengaja. Andai mereka mengerti hukuman ataupun siksa pedih kelak di neraka bagi perempuan pengumbar aurat, mungkin mereka akan berfikir ulang untuk mengumbar auratnya di tempat umum dan dilihat beratus pasang mata yang bukan mahramnya. Banyak pula di antara mereka ketika diberikan pertanyaan mengenai kenapa mereka tidak menutup auratnya dengan sempurna, dengan mudahnya mereka menjawab hatinya belum merasa siap. 

Bahkan ada di antara mereka yang menjawab akan menutup auratnya setelah menikah kelak, dengar artian suami mereka mendapatkan istri yang telah dilihat auratnya oleh ribuan pasang mata semenjak usia baligh hingga ia menikah dengannya. Pertanyaannya cuma satu, “setega itukah kalian terhadap para laki-laki yang kelak akan menjadi suami kalian?” Jawaban-jawaban yang mereka lontarkan begitu mudah dan ringan, tapi siksa di neraka bagi pengumbar aurat akan sulit dan berat. Menutup aurat dengan sempurna bukanlah Ujian Nasional yang memerlukan persiapan, tetapi menjalankannya merupakan suatu kewajiban yang ada di dalam syariat agama Islam.

Banyak perempuan-perempuan di sekitar kita yang telah menutup auratnya namun belum sempurna. Entah itu caranya yang masih salah, atau mungkin pakaian yang mereka kenakan masih membuat lekuk tubuh terlihat. Sayangnya sebagian masyarakat mencelanya, bahkan menganggap kerudung ataupun jilbab yang mereka kenakan mencoret syariat Islam. Lebih sadisnya lagi, ada yang beranggapan lebih baik perempuan tersebut melepaskan kerudung ataupun jilbabnya daripada menodai syariat agama. Lantas bagaimana bisa kerudung ataupun jilbab yang menjadi sasaran untuk dikambing hitamkan? Bukankah mereka sudah berusaha untuk menutup auratnya walau belum sempurna? 

Sudah seharusnya kita mengingatkan mereka yang belum menyempurnakan dalam menutup aurat. Andaikan ada kekurangan dalam caranya berbusana ataupun cara mereka menutup aurat yang belum sempurna, mungkin bisa dibicarakan baik-baik tanpa perlu mengeluarkan sekecil apapun cercaan. Mungkin saja orang tersebut belum paham benar mengenai apa yang ada di dalam syariat agama Islam tentang kewajiban menutup aurat dengan sempurna. Tugas kita hanyalah menjelaskan kepada mereka dengan pelan dari hati ke hati tanpa menggunakan cemoohan ataupun kekerasan fisik maupun mental.  Insya Allah pintu rahmat dan ridha dari-Nya akan terbuka untuk mereka yang bersungguh-sungguh ingin membawa diri ke arah yang lebih baik.

Tulisan ini dibuat begitu istimewa teruntuk sahabat, teman, orang-orang yang telah kukenal, atau siapapun di luar sana yang belum menutup auratnya dengan sempurna. Dengan segala kerendahan hati dan tak bermaksud untuk menggurui, mari mulailah dari hari ini kita tegakkan syariat Islam. Torehan tulisan ini bersifat umum bagi semua muslimah yang memiliki semangat kuat untuk perbaikan. Mari bersama perbaiki diri, tutup segala kekurangan, dan tingkatkan keimanan. Sudah seharusnya sesama umat Islam untuk saling mengingatkan, karena proses itulah yang membuat agama Islam tetap kokoh berdiri tegak dari zaman ke zaman.

~Salam hangat dariku di negeri seberang,
Samsun-Turki, 14 Oktober 2014~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai