Ullih Hersandi: Registrasi ke Ondukuz Mayis Universitesi

Registrasi ke Ondukuz Mayis Universitesi


Rabu, 12 Oktober 2011

Setelah sholat Subuh berjamaah kita tidak tidur, karena rencananya pagi ini kita akan registrasi ulang di Ondokuz Meyis University. Kita ke sana akan diantar Fitriyanto Abi. Sekitar pukul 09.00 kita berangkat dari Apartement. Berjalan kaki menuju taman kota, karena di dekat taman kota ada tempat percetakan foto. Kemarin sempat kita cetak foto di sana dan sekarang akan kita ambil. Sebelum ke percetakan foto, kita berhenti di toko alat tulis untuk memfoto copy passport kita. Sebagai salah satu persyaratan proses registrasi ulang. Setelah selesai foto copy passport, kita langsung bergegas menuju taman kota, yang letaknya tak jauh dari apartement yang kita tempati. Sekitar 15 menit dari apartement, akhirnya kita sampai taman kota. Kita bertiga menunggu di taman kota, sedangkan Fitriyanto Abi pergi mengambil foto kita. Sembari menunggu kita sempatkan foto-foto, tapi sayang cuacanya tak begitu terang, berangin, dan berawan. Sepertinya akan turun hujan. Kita duduk di kursi taman. Jalanan taman begitu bersih, udaranya sejuk, banyak pepohonan hijau, dan kicauan suara burung, semuanya membuat kita semakin nyaman.


Tidak lama kemudian Fitriyanto Abi kembali lagi, ternyata toko percetakan fotonya belum buka. Akhirnya kita menunggu untuk beberapa waktu, sembari nunggu kita keliling taman dan berfoto ria. Sekitar 30 menit kita nunggu tokonya buka, namun tak ada hasilnya. Kita berempat memutuskan untuk pulang ke apartement, soalnya Fitriyanto Abi bentar lagi berangkat kuliah. Kita berjalan menyusuri jalan yang sama saat berangkat ke taman. Namun di perjalanan kita menemukan sebuah tempat yang banyak burung daranya. Kita juga berfoto di tempat itu. Setelah perjalanan kita lanjutkan kembali akhirnya sampai juga tepat di depan apartement, namun apartement terkunci, dan harus dibuka dari dalam, sedangkan di dalam sama sekali tidak ada orang, tak lama kemudian Fitriyanto Abi sms kita, dan katanya fotonya sudah jadi. Karena tak ingin membuang waktu, kita bergegas kembali lagi ke taman kota. Masih melewati jalan yang sama. Semakin percepat langkah kaki kita, berharap untuk mempersingkat waktu.


Setelah semuanya kumpul di taman kota, kita lanjutkan dengan naik trem. Kita berhenti di stasiun terakhir. Butuh waktu sekitar 25 menit untuk sampai stasiun terakhir. Di dalam trem sangatlah nyaman, karena bersih dan tak ada pengamen ataupun penjual asongan. Sesampainya kita di stasiun terakhir, perjalanan kita lanjutkan dengan naik bis untuk transfer ke Universitas. Butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di Universitas Ondukuz Mayis. Pemandangannya sangat memukau, karena posisi sekitar Ondokuz Mayis University adalah dataran tinggi berbukit-bukit, namun dari sini pemandangan laut hitam masih terlihat.


Sesampainya di depan fakultas Illahiyat kita berempat turun, tapi Fitriyanto Abi masih melanjutkan perjalanannya menuju Fakultas Pendidikan. Kita berempat jalan menuju sebuah Masjid yang bentuk kubahnya terlihat sangat unik. Kita disuruh Fitriyanto Abi menunggunya di situ. Cuaca hari ini tak begitu cerah, langit berwarna keabu-abuan, angina kencang, dan sedikit gerimis. Kita masuk Masjid, dana menunggu Fitriyanto Abi disana, karena perut sangat terasa lapar, aku dan Hikmat keluar dari Masjid lalu melangkah ke Cafetaria yang letaknya disebelah Masjid. Hikmat membawa 2 kopi siap saji. Aku minta air panas sama penjualnya, yang pasti cara ngomongnya dengan kata perkata dengan ditambahkan sedikit gerakan tubuh. Syukurlah penjualnya paham apa yang aku maksud. Aku menikmati kopinya berdua, Rosyid juga aku undang, sekalian ngajak Wahyu. Aku masih punya uang 1 TL, dan kemudian uang tersebut aku gunakan untuk membeli roti. Aku meminta 2 roti, dan ternyata harganya memang 50 kurus. Aku sungguh menikmati kopinya, dengan cuaca yang dingin. Setelah puas dengan kopi dan roti yang kita santap, aku kembali ke dalam Masjid. Kita foto-foto di dalam masjid sembari nunggu jam 15.00, saat Fitriyanto Abi datang kemari. Diluar sangatlah dingin, itu alasan kita mengapa kita lebih memilih untuk bertahan di dalam Masjid.


Saat waktu sholat Dhuhur tiba, sudah banyak jamaah yang datang, dan salah satunya Fitriyanto Abi. Selesai sholat Fitriyanto Abi kembali lagi ke fakultasnya, dan Masjid menjadi sepi kembali. Karena merasa bosan, kita memilih untuk keluar. Kita melangkah menuju taman sekitar Masjid. Dari taman itu kita bisa melihat laut hitam dari kejauhan. Pemandangan yang sangat sempurna buatku. Kita ngobrol, bercanda, dan sharing di tempat itu. Bahkan saat ada orang Turki lewat mereka selalu ngeliatin kita, seakan ada yang salah dengan kita. Tapi itu semua kita hiraukan, karena kita masih menikmati suasana yang sangat jarang kita temukan di Indonesia. Lumayan lama kita menunggu di taman itu, dan akhirnya kita kembali di depan Masjid, dan sudah terlihat Fitriyanto Abi menyusul kita. Kita berlima langsung bergegas ke Falkutas Illahiyat yang letaknya diseberang Masjid. Cukup besar buatku, mungkin karena sebelumnya aku belum pernah ke universitas lain di Indonesia. Aku Cuma pernah ke Undip dan Binus. Kita langsung ke ruangan sekretariat untuk mengurus proses registrasi ulang. Tak paham dengan apa yang dikatakan orang-orang Turki di ruangan itu. Aku ikut saja apa yang dibilang Fitriyanto Abi. Setelah lama berbincang-bincang, akhirnya orang sekretariatnya mengeluarkan berkas kita. Tak disangka Ijazah asli yang selama ini kita cari-cari ada di dalam map berkas-berkas di Ondokuz Mayis University. Kita sedikit bernafas lega, karena ijazah asli kita tidak lenyap. Setelah proses selesai, kita menuju ruangan administrasi untuk mengambil kartu mahasiswa, namun aku dan Hikmat belum jadi kartunya.



Kita semua keluar dari ruangan dan bergegas menuju halte bis transfer menuju stasiun. Karena terlalu banyak antrean, kita mencari halte lain yang lebih sepi. Saat kita sampai halte, bisnya juga datang. Kita langsung masuk bis. Di dalamnya sangat penuh. Tak jauh beda dengan busway di Jakarta. Bedanya di sini bule semua kecuali kita berlima. Sesampainya di stasiun, trem langsung datang, dan lagi-lagi kita tak kebagian tempat duduk. Telah lama menunggu, akhirnya sampai juga. Kita langsung berjalan menuju taman kota Samsun. Perut terasa sangat lapar, aku putuskan untuk membeli roti di sekitar taman. Mendengar bahasa kita, tiba-tiba sang penjual roti langsung mengatakan “Indonezya”. Ternyata dia pernah ke Jogja, soalnya kata kedua setelah “Indonezya” adalah “Jogja”. Aku beli roti 1 TL mendapat 3 roti. Aku kembali ke taman, dan tak lama kemudian muncul temannya Fitriyanto Abi, yaitu Ari Abi. Kita berenam kembali ke apartement.


Malam harinya kita mendapat undangan makan malam oleh pengusaha Turki. Kita berenam di jemput pakai mobil kemudian langsung menuju tempat makannya. Aku ikut aja asal rasa lapar di perut mulai terobati. Perjalanan kita sangatlah membosankan karena mata mulai mengantuk. Aku nyalakan GPS Garmin untuk mengusir rasa jenuh. Sekitar 30 menit kemudian, mobil kita berhenti disalah satu restoran menemen. Kita semua masuk restoran, dan duduk ditempat yang sudah dipesan sebelumnya. Aku tidak tau apa yang akan kita makan malam ini, aku menunggu sambil nonton telenovela Turki yang acting artisnya sangatlah lebay. Tak lama kemudian datanglah makanan yang aku tunggu-tunggu, makanan yang wujudnya sama dengan makanan yang pernah makan sebelumnya. Namun kali ini bahannya terbuat dari tomat. Baunya sangatlah menggoda. Di meja sudah tersedia roti. Ada juga segelas teh. Kita semua sangat menikmatinya. Menurutku rasanya sangat bersahabat dengan lidah orang Indonesia. Aku makan cukup banyak, hingga menemen di depanku mulai habis.


Akhirnya selesai juga makan malamnya, dan kita kembali masuk mobil. Saat perjalanan balik terasa lebih cepat, mungkin sekitar 20 menit. Sesampainya di apartement kita langsung kaget, karena orang rumah sedang makan malam, lagi-lagi kita diajak makan malam. Ya Allah begitu besar anugerah-Mu hari ini. Karena tak enak menolak ajakan orang rumah. Kita semua duduk lagi untuk santap malam yang kedua. Menu makan malam di rumah kali ini sangatlah enak. Ada kentang goreng dengan saos Turki, ada ayam panggang, ada roti, dan ada acar ala Turki, dipadukan dengan hangatnya segelas teh panas. Subhanallah begitu kenyangnya perut hamba-Mu hari ini. Alhamdulillah Ya Allah, aku berada di antara orang-orang yang berakhlak baik. Seperti biasa selesai makan malam kita sholat Isya’ dan dilanjutkan dengan ngobrol dan bercanda. Aku sungguh menikmati suasana semacam ini. Aku mulai kerasan tinggal bersama orang-orang sini. Tepat pukul 24.00 kita semua kembali ke kamar masing-masing, dan aku mulai bersiap-siap menuju alam mimpi. Selamat malam semua. Semoga esok hari lebih menyenangkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai