Ullih Hersandi: First Day at Istanbul, Turkey

First Day at Istanbul, Turkey


Sabtu. 8 Oktober 2011

Pagi harinya terasa begitu dingin. Bahkan aku merasa kaku saat mengambil air wudhu untuk sholat Subuh. Kita sholat Subuh berjamaah dengan Abi-Abi yang ada di rumah. Selesai sholat kita bergantian mandi pagi, dan sebagian lagi menyiapkan sarapan. Kali ini menu sarapan kita, mie instan sama nasi. Mie instan punya Hikmat dan nasi punya Abi. Cara masaknya pun masih sama dengan di Indonesia. Masak nasinya menggunakan RiceCooker. Tak berapa lama kemudian, masakan selesai, dan kita makan bersama. Selesai makan, aku lanjutkan mandi. Selesai mandi kita kumpul di ruang tamu untuk membahas pendaftaran handphone kita masing-masing. Sekitar pukul 08.30 kita berangkat dari rumah menuju Ataturk Airport untuk mendaftarkan handphone kita. Masih melewati dengan jalan yang sama sewaktu kita tiba di Istanbul. Kali ini kita sangat menikmati jalan kaki, karena tidak ada beban di pundak dan tangan kita.


Sesampainya di Stasiun, Erwin Abi beli tiket masuk, dan tiketnya berwujud koin. Kemudian koin tersebut dibagikan ke kita semua. Satu persatu kita masukkan koin, dan melewati palang pintu masuk, namun naas, saat menuruni eskalator si Wahyu ketinggalan, dan bertepatan dengan kereta yang datang. Akhirnya si Wahyu ketinggalan kereta. Karena kereta di sini, hanya sekitar 7 detik, pintunya langsung ditutup lagi. Di dalam kereta sepertinya si Erwin Abi marah. Kita naik kereta dari Stasiun Yenibosna. Setelah sampai di stasiun Havalimani Ataturk Airport, aku dan Erwin Abi balik lagi ke stasiun awal kita naik. Namun sesampainya di Stasiun Yenibosna, kita tidak menemukan Wahyu, aku langsung lari menuju palang pintu masuk, ternyata Wahyu tak kutemukan. Aku bingung sekali saat itu. Aku dan Erwin Abi sempat kebingungan mencari Wahyu, ada dua kemungkinan, yang pertama si Wahyu kembali ke apartement, dan yang kedua Wahyu berhenti di Stasiun pemberhentian pertama. Nomornya Wahyu juga susah dihubungi.


Akhirnya aku dipinjami kartu GSM dari Erwin Abi untuk komunikasi, aku disuruh balik lagi ke StasiunHavalimani Ataturk Airport, namun lagi-lagi sesampainya di Stasiun Havalimani Ataturk Airport Wahyu tak lagi kutemukan.Semenit kemudian Erwin Abi nelfon, dan kukatakan ke dia kalau si Wahyu tidak ada di stasiun Havalimani Istanbul Airport. Akhirnya Erwin Abi meminta kita berempat untuk menunggu Erwin Abi. Sembari kita menunggu Erwin Abi, kita sempatkan untuk foto-foto di stasiun, dan foto dengan background kereta. Sekitar 10 menit setelah kita nunggu, akhirnya Erwin Abi datang dengan muka kesal, katanya si Erwin Abi, Wahyu sempat menyusul kemari, namun katanya dia tak menemukan kita, ternyata benar, saat aku dan Erwin Abi balik untuk nyusul Wahyu, malahan si Wahyu naik kereta yang kedua, akhirnya kita gak ketemu, dan sesampainya Wahyu di stasiun Havalimani Airport, dia juga tidak menemukan Hikmat, Imat, dan Rosyid. Benar-benar kacau, kata Erwin Abi sekarang Wahyu sudah balik lagi ke apartement karena tidak menemukan kita semua.



Akhirnya perjalanan kita lanjutkan tanpa Wahyu, sedangkan passportnya Wahyu masih ada ditangan kita. Rencananya kita berempat akan mendaftarkan handphone kita, si Erwin Abi memilihkan provider AVEA, mungkin lebih murah dan cocok untuk harga mahasiswa. Sekitar 5 menit berjalan dari stasiun dan masuk Airport, akhirnya kita sampai di counter AVEA Center. Untuk mendaftarkan Handphone diperlukan handphonenya dan juga passport, satu passport hanya berlaku untuk satu handphone, jadi kalau kita ingin punya dua nomor, kita harus beli handphone di Turki, dengan harga termurah 80 TL atau sekitar Rp.400.000,-. Butuh biaya 40 TL untuk mendaftarkan handphone, sedangkan untuk pulsanya aku isi yang 20 TL, jadi totalnya 60 TL. Kita berempat sudah selesai registrasi handphone kita masing-masing, dan yang terakhir si Wahyu, berhubung yang ada cuma passportnya, terpaksa nomor imeinya dikirim lewat sms. Alhamdulillah handphone kita masing-masing sudah terdaftar. Akhirnya kita kembali lagi ke apartement dengan naik kereta yang sama dan turun di stasiun yang sama, namun Erwin Abi tidak turun, dia masih melanjutkan perjalanannya, katanya masih ada yang harus diselesaikan.


Kita berempat sekarang pulang sendirian. Langkah kita semakin cepat, serasa ingin cepat sampai apartement, sesampainya di apartement, sudah ada si Wahyu yang sedang nonton TV dengan Abi. Dia cerita saat dia tersesat, katanya dia sempat nyusul, namun berhenti di stasiun pertama dari pemberangkatan, namun karena dia tak menemukan kita, dia naik kereta lagi dan turun di Airport, namun naas, lagi-lagi dia tak menemukan kita, dia juga berusaha bertanya dengan petugas di Airport, tapi tak ada satupun yang bisa berbahasa inggris, karena putus asa akhirnya Wahyu kembali lagi ke apartement. Begitulah kurang lebih ceritanya. Sore harinya, ada teman Erwin Abi datang, namanya Bagus Abi, dia membantu kita memilihkan paket hemat dan cara registrasinya. Satu persatu dari kita dia bantu, dan akhirnya kita semua memilih paket sms murah, 1000 sms ke semua operator, dan 10,000 sms ke sesame AVEA. Sore harinya kita akan diantar Bagus Abi ke terminal untuk menuju Samsun. Karena kita harus ke Samsun secepatnya untuk proses registrasi ulang ke Ondokuz Mayis University.



Sekitar pukul 16.30 sehabis sholat Ashar, kita berlima membereskan semua tas kita, termasuk aku yang masih saja disibukkan dengan tasku yang sobek, untuk aku punya ide, di dalam tas yang sobek itu ada 2 tas lagi dengan ukuran sedang, jadi isi dari tas yang sobek aku pindahin ke tas yang ukuran sedang. Setelah kurapikan, syukur Alhamdulillah semuanya bisa muat. Namun masih ada sisa dua celana jeans, yang pada akhirnya aku titipkan ke tasnya Wahyu. Perjalanan kita mulai sekitar pukul 17.00, kita berjalan dari apartement menuju stasiun, kali ini kita akan naik kereta lagi, semoga kejadiannya tak seperti tadi siang. Saat membawa barang-barang dari apartement menuju stasiun sangatlah susah payah, total barang bawaanku ada 4 tas, dan salah satunya dibawain Bagus Abi. Pertama kita naik kereta, dari stasiun Yenibosna ke stasiun Otogar. kemudian dilanjutkan jalan kaki menuju terminal, kita akan naik bis Metro untuk ke Samsun. Harga tiketnya 48 TL atau sekitar Rp.250.000,-. Katanya memang harganya segitu, di tiketpun juga demikian tulisannya. Bis berangkat pukul 19.30, sembari nunggu, kita berempat sholat Maghrib dulu dilantai 2, namun sangat disayangkan, karena kita tidak menemukan tempat wudhu, dan kali ini kita harus berwudhu di washtafle.


Selesai sholat kita langsung kembali ke bawah, ternyata si Imat sudah berangkat menuju Adana. Akhirnya saatnya berangkat menuju Samsun. Kita diantar hingga kita naik bisnya. Sangat mengejutkan, dengan harga segitu, dan fasilitas yang kita dapatkan sangatlah setara dengan harga yang kita bayarkan. Kursinya lebar, empuk, ada mejanya, ada LCDnya macam di pesawat. Selama diperjalanan aku sempatkan untuk online, karena busnya dilengkapi dengan wifi, setelah puas internetan, aku lanjutkan dengan dengerin mp3 the kube. Namun akhirnya bosen juga, dan kita ganti hiburan dengan nonton film, kita juga dapat snack makanan berupa roti dalamnya cokelat. Malam semakin larut, dan akhirnya kita semua tertidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai