Ullih Hersandi: Perpisahan SmanSa 2011

Perpisahan SmanSa 2011

acara yang satu ini merupakan salah satu acara yang paling kami nantikan setiap tahunnya. Acara bagi kaum putih abu-abu merayakan pesta kelulusannya. Untuk tahun 2011 ini giliran kami karena tahun 2011 inilah tahun kelulusan kami. Ini adalah acara tahunan, dan di tahun inilah perayaan kelulusan bagi angkatan kami, karena itu kami harus tampil maksimal mengingat acara ini akan menjadi moment penting bersejarah bagi angkatan kami. Untuk tahun 2011 ini, acara perpisahan SMANSA akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 April 2011, sebenarnya sedikit ada kendala dalam penentuan tanggal pelaksanaan. Tema perpisahan kali ini adalah tentang Negara di seluruh dunia. Setiap kelas dapat memilih satu tema dari suatu Negara. Kelasku (DEVIL) memilih tema Korea Selatan, sebelumnya telah terjadi perundingan yang sangat lama. Alhamdulillah tema Korea Selatan telah disetujui semua anggota DEVIL. Persiapan untuk perpisahan SMANSA kali ini sangatlah melelahkan. Di kelasku yang paling banyak ide-ide gila, unik, dan lucu hanya Alan yang bisa. Event kali ini dia sangat membantu kelas DEVIL. Alan mempersiapkan dari model pakaian khas Korea Selatan, membuat theme song dari lagu-lagu Korea yang telah dipotong kemudian dibuat sebuah lagu medley dengan durasi disesuaikan dengan lamanya kelas kita perform saat perpisahan. Alan juga membagi kelas kita menjadi beberapa kelompok. Kelompok tersebut adalah Kerajaan Korea, SNSD, F4, dan lainnya. Kalau ada waktu luang kadang kita latihan di sekolah.


Mendekati hari H, kita makin sering latihan, kadang sepulang sekolah, kadang di SAB. Sehari sebelum acara perpisahan aku telah merencanakan sesuatu buat Sabrina. Aku rencananya waktu malam perpisahan akan memberikan sebuah lampu berbentuk hati, yang bisa menyala dan berganti-ganti warna. Aku beli lampu hati itu saat aku bisnis lilin ajaib. Saat itu aku beli selusin lilin ajaib dan yang satu aku tukarkan dengan lampu hati special untuk Sabrina. Aku yakin dia akan menyukainya. Aku juga sudah membungkusnya dengan sebuah kotak kado yang aku beli di kedai digital. Perpisahan kali ini aku benar-benar tidak mengeluarkan modal sama sekali. Bayangkan saja mulai dari jasnya aku pinjem Harrits, sepatunya aku pinjem masku, celananya aku pinjem Harli, bahkan bajunyapun baju OSIS. Benar-benar keterlaluan. Siang harinya sebelum perform buat malam perpisahan, kita mencoba latihan sekali lagi untuk menyempurnakan gerakan. Kita latihan di tempat showroom batik SAB. Ruangan yang biasa kita gunakan untuk sholat berjamaah dan bermain tuyulan. Setelah merasa cukup latihannya. Kita semua pulang untuk istirahat agar malam perpisahan kita bisa maksimal. Malam harinya aku berangkat setelah Maghrib, kita semua berkumpul di SAB untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Mulai dari kostum, make up, dan lain-lain. Tak ketinggalan aku bawa lampu hati yang nanti akan kuberikan untuk Sabrina. Sesampainya di SAB, terlihat sudah ada Sabrina yang sedang di make up sama Lita. Subhanallah Sabrina benar-benar terlihat sangat cantik dengan memakai baju Korea berwarna merah. Sempurna sekali penampilannya, sangat mempesona. Beberapa detik aku terpaku berdiri memandangnya.


Satu per satu anggota DEVIL mulai memenuhi ruangan di SAB. Setelah semua siap tepat pukul 07.30 WIB kita berangkat menuju sekolah yang letaknya tak jauh dari SAB. Kita ke sekolah menggunakan mobilnya Bahrun. Bahrun 3 Kali bolak-balik mengantarkan kita ke Sekolah. Sebelum masuk sekolah, kita semua berkumpul di depan toko roti ayu, untuk memastikan semua perlengkapan lengkap tidak ada yang tertinggal. Lampu hatiku aku simpan di tasnya Ridho, soalnya Cuma Ridho yang bawa tas. Kami berada diurutan keempat setelah IPS 1, IPS 2 dan IPA 1. Firasatku buruk, sepertinya akan terjadi hujan. Sudah terlihat jelas dari langitnya yang berawan dan anginnya yang sangat tidak bersahabat. Sekitar 20 Menit kita menunggu giliran, akhirnya inilah kita “DEVIL”. Kelompok demi kelompok keluar dari lokasi tunggu. Yang pertama adalah kerajaan korea, kedua adalah SNSD, terdengar sangat ramai di depan, sepertinya penonton sangat antusias dengan tema yang kita pilih. Namun sepertinya terjadi suatu kesalahan. Ternyata lagunya bukan lagu terbaru yang Alan buat, melainkan lagu yang lama sebelum di edit oleh Alan, yang durasinya sangatlah lama. Aku rasa kelompok kerajaan dan SNSD akan kehabisan gaya. Kita yang masih di belakang mulai panik, dan sekarang giliran kelompokku. Kita keluar dari tempat tunggu, dan berjalan pelan tapi pasti sambil melambaikan tangan dan tangan kiri memegang setangkai bunga mawar merah. Kita seakan artis boys band Korea yang sedang berada di ribuan fans fanatik kita. Sorak sorak penonton yang terdiri adik kelas, guru dan teman-teman dari kelas lain yang sudah perform membuat suasana semakin ramai. Bunga-bunga mawar yang kita pegang langsung kita berikan kepada cewek yang di depan kita, entah itu guru, teman atau adik kelas. Bunga yang aku pegang aku berikan untuk bu Anita, guru Sosiologiku dulu waktu kelas X, kebetulan sekali dia berada di depanku. Sambil menari-nari dan bergaya ala boys band Korea sembari menunggu durasi lagu habis. Setelah semua kelompok kelas kita perform, kita berbaris di depan panggung, sambil menyalakan lilin, yaah kita buat suasana seromantis mungkin, dan berharap menjadi kelas dengan tema terbaik. Akhirnya durasi lagu kita habis. Kita langsung menuju kursi yang telah disediakan.


Seketika aku teringat dengan tasnya Ridho, karena di dalamnya ada lampu hati punyaku. Aku minta Ridho dengan Harrits untuk mengambil barang-barang DEVIL yang kita titipkan ke panitia saat kita masuk gerbang sekolah. Kita duduk sambil menikmati perform dari kelas sesudah kita, namun naas saat perform dari kelas IPS 2, hujan mulai turun, seketika lagu berhenti dan keadaan mulai kacau, penonton mulai gaduh, dan memaksa panitia untuk melanjutkan lagu dari kelas IPS2. Beberapa menit kemudian lagu punya IPS kembali di play setelah beberapa saat di pause. Acara Red Carpet telah selesai, dan dilanjutkan dengan penampilan Band-Band dari adik kelas. Karena kurang menikmati penampilan bandnya, sebagian besar dari kelas XII, lebih memilih untuk berfoto ria. Yaah walaupun pakaian mulai dibasahi air hujan. Beberapa saat hujan mulai berhenti. Namun di pertengahan acara hujan turun dengan derasnya. Penonton di lapangan mulai bubar, sebagian besar menepi di depan-depan kelas, namun masih ada sebagian yang bertahan di tengah lapangan meskipun diguyur hujan yang sangat deras. DEVIL termasuk yang bertahan di tengah lapangan, dari dulu kita memang sudah gila, kita berpendapat ini adalah moment yang sangat penting, sayang untuk dilewatkan, jadi meskipun hujan-hujanan, yaa harus tetap kita nikmati bersama.



Hujan tak kunjung reda, begitu juga cowok Sabrina yang tak kunjung pergi dari sisi Sabrina. Seakan dia ingin menunjukan perhatian yang lebih terhadap Sabrina di depan teman-temanku DEVIL. Dari awal acara hingga pertengahan acara, dia selalu duduk di sebelah Sabrina. Itu yang membuatku dari awal tak sepenuhnya bisa menikmati jalannya acara. Aku merasa kurang nyaman melihat mereka begitu dekat. Aku sadar dia adalah yang Sabrina pilih, bukan aku. Sepertinya alam benar-benar sehati dengan perasaanku, hujan begitu derasnya turun, begitu juga dengan hatiku yang hancur berkeping-keping. Aku berusaha tersenyum seakan menikmati suasananya, namun sebenarnya hatiku sedang menangis. Aku tak bisa bertahan terus-terusan, aku mulai berdiri dan menjauh dari mereka berdua. Mungkin inilah yang terbaik buatku. Sepertinya rencanaku untuk memberikan Sabrina lampu hati takkan terwujud malam ini. Aku menjauh mencoba menikmati dinginnya hujan, seperti dinginnya hatiku saat ini. Aku berdiri terdiam memikirkan apa yang harus kulakukan untuk Sabrina, sepertinya aku tak ada kesempatan untuk berada tepat di sampingnya.


Semakin larut malam, SmanSa semakin sepi, semua adik kelas sudah pulang. Hanya tersisa sebagian kelas XII, yang masih bertahan di tengah dinginnya hujan dan angin malam. Aku masih saja terdiam bertahan hingga acara benar-benar berakhir. Tepat pukul 01.00 WIB, semua DEVIL aku kumpulkan untuk kembali ke SAB mengambil barang-barang yang tadi sore dititipkan. Namun ada yang langsung pulang di jemput orang tuanya. Mobilnya Bahrun penuh dengan cewek DEVIL, sedangkan kita para cowok memilih untuk jalan kaki. Kita semua pulang ke SAB dengan basah kuyub, begitu juga dengan hatiku yang basah oleh air mataku. Lampu hatinya aku taruh di bawah jok mobil belakangnya Bahrun. Rencanaku malam ini gagal tak seperti apa yang kuharapkan. Perpisahannya juga tak semeriah dengan apa yang kita persiapkan. Panitianya sangat memalukan, acaranya berantakan seperti tak ada koordinasi yang tepat. Di jamin 100% kita para kelas XII kecewa dengan acara perpisahan SmanSa 2011. Satu per satu DEVIL pulang ke rumah, dan SAB mulai sepi. Aku pulang tanpa jas hujan, karena hanya percuma, semua tubuhku sudah basah kuyub. Sekitar pukul 02.30 WIB aku sampai rumah. Aku langsung makan, kemudian tidur mencoba melupakan atas kegagalanku malam ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai