Ullih Hersandi: Lulusan SmanSa 2011

Lulusan SmanSa 2011

Saat itu adalah saat-saat terpenting dalam hidupku. Saat yang akan terukir dalam dinding sejarahku. Hari itu adalah hari penentuan buatku. Setelah penantian 3 tahun lamanya, akhirnya datang juga penantianku. Tepat tanggal 16 Mei 2011 kita akan mendapatkan apa yang selama ini kita nantikan, yaitu sebuah kelulusan. Selama 3 tahun aku menimba ilmu di sebuah sekolah ternama di kotaku, Pekalongan. Sekolah yang sangat tersohor di masyarakat karena prestasinya dan mendapatkan predikat sekolah terbaik di kota Pekalongan dan nomor 2 di Jawa Tengah. Tahun inilah kita sebagai penentu dan pembuktian bahwa kitalah yang terbaik diantara yang terbaik.

Sehari sebelum pengumuman kita sudah tak sabar lagi untuk mendengar kabar baik itu. Aku sudah mempersiapkan beberapa selebrasi khusus kelasku XII IPA 2, atau biasa disebut DEVIL (D’ExlusiVe Ipa Loro). Sehari sebelum pengumuman, spanduk DEVIL yang aku pesan di percetakan digital sudah bisa diambil. Di DEVIL aku sebagai Bendahara, jadi segala urusan keuangan di kelas adalah tanggung jawabku, kebetulan masih ada sisa uang kas DEVIL, aku bayarkan buat spanduk itu. Malamnya aku membuat pengumuman agar semua anggota DEVIL memakai merchandise DEVIL, berupa jaket DEVIL berwarna merah, jaket yang kita produksi 3 bulan sebelumnya. Jaket kebanggaan yang selalu kita kenakan saat event-event penting di sekolah maupun saat kita acara Gathering Jalan-Jalan. Malam itu kita sudah sepakat mengenakan jaket DEVIL untuk acara selebrasi saat pengumuman besok, dan malam itu juga aku tidak bisa memejamkan mataku untuk melepas lelah seharian, tapi aku yakin teman-temanku yang lain juga demikian.


Keesokan harinya, senin 16 Mei 2011, hari yang selalu kita nantikan, akhirnya datang juga. Semua doa dan ikhtiar telah kita jalani, dan hari itu kita akan menuainya. Di kotaku Pekalongan, para siswa lulusan SMA dilarang melakukan selebrasi dengan menggunakan sepeda motor, peraturan itu sudah berjalan dari 3 tahun silam, dan tahun lulusanku juga demikian. Sebenarnya 3 tahun silam, sekolahku lah yang mendeklarasikan bahwa saat lulusan dilarang selebrasi menggunakan motor, melainkan menggunakan sepeda, selain nyaman, aman dan tidak membuat kegaduhan ataupun kekacauan. Syukur Alhamdulillah semua sekolah mengikuti kita, dan kitalah menjadi teladan bagi sekolah lainnya, hingga akhirnya Pemkot membuat sebuah aturan serupa yang berlaku bagi semua sekolah di kota Pekalongan. Acara selebrasi dimulai dari pukul 09.00 WIB, aku persiapkan semuanya dari pagi namun hari nie aku tidak bisa bawa sepeda, karena posisi rumahku yang sangat jauh dari sekolah, mungkin lebih baik aku bonceng teman. Seperti biasanya, setiap ada event kita selalu kumpul dulu di SAB.

Tepat pukul 08.30 WIB aku sampai di SAB, di sana sudah ada teman-teman yang menunggu. Sesuai rencana, DEVIL akan selebrasi mengenakan jaket DEVIL, hari itu SAB dipenuhi kostum merah untuk kesekian kalinya. Tepat pukul 09.00 WIB, seluruh anggota DEVIL sudah berkumpul di SAB, setelah itu saatnya berangkat ke sekolah. Beberapa dari kita yang mengendarai sepeda motor dari rumah, terpaksa motornya kita parker di depan sekolah. Semua siswa SmanSa kelas XII berkumpul di lapangan untuk mendengarkan beberapa pengumuman dan interupsi selanjutnya dari Pak Sulikin (Bag.Kesiswaan). Kita semua diam sejenak untuk mendengarkan pengumuman kelulusan. Seketika suasana mulai hening, seiring mengalirnya pidato dari Pak Sulikin, dan ternyata tahun 2011 ini SmanSa lulus 100 % dengan nilai rata-rata Ujian Nasional terbaik se-kota Pekalongan. Kita semua bersorak memecah keheningan, seakan semua beban terlepas dari benak kita, tak ada lagi beban yang kita emban. Kita semua serasa terbebas dari segala masalah. Ya… kita lulus teman!!! Alhamdulillah Ya Allah, kita semua lulus dengan nilai yang sangat membanggakan. Setelah Pak Sulikin mengakhiri pidatonya, dilanjutkan dengan pidato kepala sekolah kita, Pak Budi. Beliau mengucapkan selamat kepada kita semua, dan ada beberapa pesan yang beliau sampaikan, yaitu untuk tetap selalu semangat dalam mengejar sebuah kesuksesan yang hakiki. Karena hari semakin panas, acara selebrasi Gowespun dimulai. Diantara semuanya, DEVIL yang paling kompak, semuanya mengenakan jaket DEVIL.


Rute Gowesnya dari Sekolah lurus ke utara, sampai perempatan pasar Banjarsari belok kanan, kemudian dipertigaan Klego belok kanan lagi, setelah itu lurus terus sampai di pertigaan dekat Matahari Dept.Store belok kanan lagi, hingga sampai depan Matahari Dept.Store, tepatnya di Alun-Alun Kota Pekalongan. Di situ sudah terlihat beberapa kelompok dari sekolah lain yang sedang Gowes juga. Rute tersebut di ulang hingga 2 kali, setelah itu kita kembali ke sekolah untuk melanjutkan acaranya. Sesampai di sekolah kita mendapatkan snack dan minuman. Sekolah juga menyiapkan sebuah panggung hiburan. Sekitar pukul 12.30 WIB, acara pentas seni selesai kemudian dilanjutkan dengan acara corat-coret seragam OSIS dengan pilox dan tandatangan teman-teman. Seragam OSISku sudah kupersiapkan untuk tandatangan teman-teman DEVIL, spidol permanent juga sudah kupersiapkan dari semalaman. Setelah seragamku dipenuhi dengan goresan tandatangan dari seluruh anggota DEVIL dan aku juga sudah memberikan goresan tandatangan di seragam mereka. Aku lanjutkan dengan acara special DEVIL, yaitu foto-foto dengan spanduk DEVIL yang telah aku cetak dengan ukuran besar. Semuanya DEVIL berkumpul di lapangan.


Kuharap saat itu sangat berharga buatku, jujur aku sangat menginginkan hal itu. Tak lain dan tak bukan, yaitu foto berdua bareng Sabrina, mungkin ini saat yang tepat. Kuberanikan diri mendekatinya dan memintanya untuk berfoto berdua. Namun di luar harapanku, ternyata dia menolak tawaranku. Tak ada satupun alasan yang dia lontarkan, entahlah mungkin dia sudah terlalu muak dengan tingkahku selama ini. Sepertinya sudah tidak ada lagi celah pintu maaf buatku. Aku berusaha memahami perasaannya. Namun aku juga tak bisa menahan perasaanku. Dengan tangan kosong aku balik arah, tanpa ada hasil apapun. Tak ada tangannya dalam genggamanku. Saat itu memang saat membahagiakan buatku, tapi aku tak bisa membohongi diriku sendiri. Aku masih saja disibukan dengan mengumpulkan serpihan-serpihan dari hatiku yang telah rapuh, banyak pecahan yang hilang, hatiku semakin tertatih. Entahlah apa yang harus kujelaskan kepada Sabrina, hingga dia bisa memahami perasaanku ini. Dia selalu menganggapku cari dukungan sama teman-teman DEVIL, padahal tak sedikitpun aku meminta mereka semua mendukungku untuk mendapatkan Sabrina, melainkan mereka sendirilah yang mendukungku tanpa kupinta. Sabrina begitu membenciku karena tragedy kelas XI, aku sadar bahwa akulah yang sepenuhnya salah, bahkan aku sendiripun tak sanggup memaafkan diriku. Aku juga tak kuasa memaksamu untuk memaafkanku. Aku juga tak mengerti apa yang harus kulakukan untukmu, untuk menebus segala kesalahanku. Seperti aku telah membuat hatimu terluka, dan aku sendiripun tak punya penawarnya. Jarak diantara kita semakin jauh, kau selalu menghindar dariku. Namun pandanganku tak kan pernah lepas darimu. Aku selalu menikmati indahmu dari sisi gelapku, mencoba bertahan di balik rapuhnya hatiku. Semakin lama kau semakin membenciku, semakin kuat dukungan teman-teman untukku, semakin kuat pula rasa bencimu terhadapku. Semua jalan terasa buntu buatku,langkahku terpaku untuk mencari celah hatimu. Aku kembali berjalan bergabung dengan teman DEVIL lainnya setelah gagal mengajaknya foto berdua. Semua sahabatku langsung menghampiriku, seakan mereka bisa merasakan perasaanku. Mereka masih saja mendukungku, bahkan Tyaz dan Hazti rela menghampiri Sabrina untuk memintanya berfoto denganku. Aku sangat terharu saat itu, begitu pengertiannya sahabatku.


Beberapa menit mereka bertiga tawar menawar, dan akhirnya Sabrinapun bersedia foto berdua denganku. Aku benar-benar semakin kagum akan usaha para sahabatku. Mereka sanggup membujuk hati Sabrina yang sebenarnya sudah tertutup untukku. Entahlah apa yang Tyaz dan Hazti katakan ke Sabrina hingga ahirnya Sabrina mengiyakan tawaranku. Sabrina menurutku lebih sulit untuk diluluhkan dibandingkan dengan Gita Gutawa, bayangkan saja, saat kupinta Gita Gutawa untuk foto berdua denganku, dia langsung bersedia, sedangkan Sabrina butuh beberapa menit untuk menyetujuinya. Akupun berjalan menghampirinya untuk yang kedua kali. Tak lupa kuambil banner yang masih dipegang Mukhtar. Selangkah demi selangkah akhirnya aku benar-benar disampingnya. Sepertinya dia hanya terpaksa dan merasa tak enak hati dengan sahabat-sahabatku, aku bisa melihat dari raut wajahnya. Semua temanku DEVIL berkumpul didepan kita berdua, entahlah mereka semua tersenyum, sepertinya mereka senang bisa melihatku disamping Sabrina walau hanya untuk semenit saja. Tak mau membuang waktunya, langsung kupanggil Isqim untuk memfoto kita berdua. Kita pegang Banner DEVIL berdua, dan dalam hitungan ketiga akan menjadi sebuah kenangan terindah buatku. Setelah foto dengannya, tak lupa kuucapkan terima kasih untuknya. Aku langsung berjalan menjauhinya, karena kuyakin dia tak mau berlama-lama dekat denganku. Aku kembali bergabung dengan Rangers. Aku juga mengucapkan terima kasih untuk Tyaz dan Hazti yang sudah membujuk Sabrina untuk foto denganku.


Hari ini serasa sangat sempurna buatku, aku tak pernah merasakan kebahagiaan sehebat ini. Sekolah mulai sepi, sebagian besar sudah pulang, dan sebagian lagi masih menikmati kebersamaan dengan teman seperjuangan. DEVIL masih punya acara selanjutnya, yaitu kumpul di SAB. Kita langsung bergegas menuju SAB, namun masih ada beberapa DEVIL masih di sekolah. Sekitar pukul 13.00 WIB, kita lengkap kumpul di SAB, kita menghabiskan waktu di SAB, sambil menandatangani Banner bendera Korea Selatan yang kita gunakan saat acara perpisahan. Aku pertama yang memulainya, dan saat Sabrina tandatangan tidak sengaja tepat disebelah tandatanganku. Mungkin hanya kebetulan, lagian sudah tidak ada tempat kosong lagi selain di samping tandatanganku. Beberapa DEVIL yang melihat kejadiannya tersenyum sambil tertawa kecil. Setelah lengkap, langsung kulipat lagi Banner bendera Korea Selatan itu, dan kusimpan di kamarnya Bahrun. Kita masih menyempatkan untuk corat-coret seragam OSIS dengan spidol dan pilox. Tepat pukul 15.00 WIB kita kembali lagi ke sekolah untuk makan siang. Beberapa dari kita memilih untuk pulang. Sekitar sepuluh orang yang berkumpul di tukang Ketoprak depan Sekolah. Setelah selesai makan ketoprak kita masih menyempatkan untuk ngobrol panjang lebar. Membicarakan untuk rencana touring besok di kulu. Sudah lama kuatur waktu untuk acara touring DEVIL ini.


Tiba-tiba Mas Antuk, nelfon aku dan memintaku untuk pulang saat itu juga, karena keluarga besar kita akan wisata dan menginap di Guci. Aku benar-benar bingung saat itu, ada dua pilihan yang sama-sama pentingnya, yang satu Keluarga dan yang satu lagi Sahabat. Mas Antuk tetep berkeras hati memaksaku untuk ikut ke Guci bersama keluarga besar, tapi Sahabat-Sahabatku yang disampingku juga memaksaku untuk ikut acara touring DEVIL besok ke kulu asri. Aku benar-benar bingung harus pilih yang mana. Andai tubuhku bisa terbagi menjadi dua bagian, pasti aku tak kan melawatkan keduanya. Setelah beberapa menit kurenungkan, akupun menentukan pilihan, aku akan ikut keluargaku besok ke Guci. Aku punya alas an yang kuat, pertama mereka adalah keluargaku, di mana-mana keluarga adalah yang utama, yang kedua aku masih bisa berkumpul dengan teman kapan aja dilain waktu. Syukur Alhamdulillah sahabat-sahabatku bisa mengerti pilihanku ini. Semua uang yang sudah dikumpulkan aku serahkan ke Tedy untuk menggantikanku mengurus semuanya. Aku memintanya untuk booking makanan dan tempat dulu ke kulu ditemani Alan. Sekitar pukul 16.00 WIB kita semua bubar jalan, karena Tedy berangkat tadi pagi naik sepeda, dan sepedanya dititipkan di SAB, aku pulang mengantarnya sampai rumah. Setelah mengantarnya aku langsung balik ke rumah Buaran. Di sana bapakku sudah menunggu. Sesampainya di Buaran ternyata mobil dari Kedungwuni belum sampai. Aku menunggu hingga akhirnya pukul 17.00 WIB kita keluarga besar berangkat menuju Guci. Aku merasa bahagia hari ini, pertama aku dinyatakan lulus SMA, kedua aku bisa foto berdua dengan Sabrina, ketiga selebrasi untukku dirayakan di Guci. Sungguh sangat menyenangkan dan tak kan pernah terlupakan tentang hari ini. Alhamdulillah Ya Allah… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai