Ullih Hersandi: Berkah 60 Butir Telur

Berkah 60 Butir Telur

Senin, 17 Oktober 2011

Parah sekali pagi ini. Gara-gara semalem main futsal, sholat subuhku jadi terlewatkan. Aku juga gak tau, kenapa keempat temanku gak membangunkanku dari lelapnya tidur. Aku bangun jam 07.00. Aku benar-benar menyesal. Aku berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Aku langsung ke dapur untuk mencari makanan, ternyata hanya ada roti dan selai cokelat. Tak lama kemudian keluarlah Khoirul Abi, dia mulai mempersiapkan bahan-bahan yang akan kita buat untuk sarapan kita pagi ini. Aku tidak tau dengan kehidupan di rumah ini. Sangatlah berbeda dengan kehidupan di rumah Ozkan Abi. Aku sedikit menyesal pindah ke sini. Tapi aku harus ngomong ke siapa. Aku harus menjalaninya untuk 2 atau 3 hari ke depan, sampai aku di pindah lagi ke rumah yang akan aku tempati satu tahun ke depan saat tomer. Di sini sepertinya sangatlah buruk. Tak ada sholat berjamaah satu rumah, tak ada bangun pagi. Berbeda sekali saat aku tinggal di Ozkan Abi. Kita semua menyiapkan menu sarapan bersama. Aku diminta beli telur 3 butir seharga 1 TL. Aku pergi bersama Hamzah.

Sesampainya di minimarket, kita langsung ambil 3 butir, lalu kita bayar dikasir. Tak berapa lama kemudian, datanglah berkah untuk kita semua. Ada seorang paruh baya yang mengajak Hamzah ngobrol, saat itu aku sudah menyeberang. Akhirnya aku kembali lagi menyusul Hamzah, untuk mencari tau apa yang sedang terjadi. Tiba-tiba orang Turki itu mengajak kita berdua masuk mini market lagi. Dia memesan dua kotak telur, satu kotak telur jumlahnya 30 butir. Orang itu juga memesan selai, pevnir, dan roti. Kemudian semuanya dibawa ke kasir. Setelah dia bayar, semua belanjaannya dikasihkan ke kita berdua. Kita berdua sangatlah bingung. Kenapa ada orang sebaik ini. Kita sangat berterima kasih kepada orang tersebut. Kita akhirnya kembali dengan tangan penuh tentengan. Saat kita menyeberang, orang tersebut juga ikut menyeberang, soalnya mobilnya memang ada di seberang jalan. Kita kembali ngobrol dengan orang itu, tiba-tiba saja orang itu meminta nomor Hp kita. Tak mau berlama-lama, kita berdua langsung pulang.

Sesampainya di rumah, sangat sulit menjelaskan kepada orang rumah. Hamzahlah yang menjelaskan semuanya. Soalnya dia sudah bisa bahasa Turki. Benar-benar gak nyangka, 3 butir telur bisa berubah jadi 60 butir telur. Hanya Allah SWT yang bisa melakukannya. Menu sarapan kali ini adalah menemen, kentang goreng, dan roti ditambah selai cokelat. Seusai sarapan kita kembali ke salon. Tak ada kegiatan yang bisa dilakukan hari ini. Kita menunggu hingga sore hari. Ada kejadian lucu sore ini, si Hikmat terkunci di WC. Mungkin dia sendiri yang menguncinya, tapi tak bisa membukanya. Konyol sekali tindakannya, se isi rumah heboh dibuatnya. Sekitar 15 menit kemudian dia berhasil keluar dari WC dengan muka tanpa dosa. Sunggguh malu aku punya teman macam dia. Malam harinya kita makan malam dengan menu yang sama, tapi kali ini ada nasinya. Selesai makan kita bercanda dan ngobrol di salon. Aku pinjam modemnya Hamzah, katanya dia beli modem di Turki, kalau modem bawa dari Indonesia harus didaftarkan dulu ke konter. Aku pinjam modemnya dan aku isi dengan kartu aveaku. Tak perlu setting providernya, soalnya bisa otomatis langsung digunakan. Tak perlu isi APN dan Dial Number. Aku langsung online facebook dan nyalakan Skypeku. Ada sedikit masalah dengan akun Skypeku, aku lupa passwordnya. Akhirnya aku ganti passwordnya dan mulai main skype.

Ada temen yang online, tapi hanya satu yaitu Yusuf. Aku call dia tapi tak kunjung diangkat. Akhirnya aku call mas Antuk, dan Alhamdulillah diangkat, tapi beberapa kali ada masalah jaringan. Beberapa kali kita terputus koneksinya. Tak lama kemudian Iko muncul di daftar onlineku. Aku mulai ngobrol dengan Iko lewat skype, tapi beberapa menit kemudian mas Antuk online lagi, dan kututup telefon dari Iko. Aku telfon mas Antuk dan Alhamdulillah koneksi terhubung. Kita ngobrol panjang lebar, hingga akhirnya kita terputus jaringan. Tiba-tiba terlihat Bahrun muncul didaftar onlineku. Aku call dia dan kita terhubung. Kita pakai video call. Tapi untuk kesekian kalinya koneksiku terputus. Tiba-tiba ada panggilan dari Yusuf, aku juga sempat ngobrol dengan dia, hanya bertahan beberapa menit, koneksi kita terputus. Aku coba call lagi mas Antuk, kita berdua mulai melanjutkan obrolan sebelumnya. Lagi dan lagi koneksi ada gangguan. Kini aku mencoba telfon Bahrun lagi, dan akhirnya sampai jam 07.00 aku ngobrol dengan Bahrun panjang lebar. Karena aku akan melaksanakan sholat berjamaah, telfonnya aku tutup. Aku bahagia sekali bisa ngobrol dengan sahabat dan keluargaku di Indonesia.

Setelah sholat Maghrib berjamaah, acara kita lanjutkan dengan makan malam bersama, menunya kali ini menemen dengan nasi. Setelah perut kenyang, kita kembali ke salon untuk menghangatkan badan. Kita bercanda satu sama lain, berusaha menghilangkan rasa jenuh. Malam ini rencana kita dipisah satu sama lain ditunda, karena Abi-Abi yang mengurusnya sedang berhalangan. Aku lanjutkan dengan main laptop lagi. Beberapa kali orang Turki masuk salon yang kita tempati, banyak hal yang kita bicarakan. Tiba-tiba Hikmat menggelar sajadah, ternyata dia mau sholat Maghrib, dia tak sadar, padahal sebelum makan malam, dia sudah sholat Maghrib berjamaah dengan kita. Semuanya ketawa melihat tingkah kocak Hikmat. Tak berapa lama kemudian, kita sholat Isya’ berjamaah. Selepas sholat, kita semua mulai tertidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai