Ullih Hersandi: The Second Day Tomer

The Second Day Tomer

Rabu, 26 Oktober 2011

Aku hari ini sangat semangat. Kali ini sarapannya lumayan banyak. Tapi karena waktunya tidak cukup, aku akhirnya membuat roti dengan olesan pevnir di dalamnya untuk bekal ke sekolah. Ini hari kedua aku berangkat tomer. Seperti kemarin, kita berangkat pukul 08.00 A.M. Setelah sampai di tempat tomer, kita langsung masuk, tapi masih belum ada orang. Mungkin kita terlalu pagi datangnya. Hanya ada seorang, yaitu orang Malaysia. Katanya dia sengaja datang pagi, biar kalau ternyata tersesat masih ada waktu. Katanya dia kemarin tersesat saat pulang dari Masjid.

Kita menunggu 10 menit, akhirnya Guruku datang juga. Sekitar pukul 09.15 A.M. kelas mulai penuh, dan PR kita di cek satu persatu oleh bu guru. Semuanya mengerjakan kecuali orang Malaysia itu. Sebenarnya dia tidak tau kalau ada PR. Akhirnya giliranku, PRku di cek dan Alhamdulillah tidak ada yang salah. Saat guruku mengecek punya orang Malaysia itu, guruku kesal, dan akhirnya Thaqib diberi PR 20 nomor.

Saat pelajaran aku kasihan sama dia, sepertinya dia sedikit kesulitan. Saat dia tanya aku coba bantu sebisanya, soalnya aku juga masih belajar, belum terlalu pintar. Seperti apa kata bapakku, kalau kita mengajari seseorang, itu artinya kita juga ikut belajar, dan tanpa kita sadari kita telah memahami materinya. Aku coba jelaskan ke dia tentang cara mengerjakan PR yang 20 nomor itu. Akhirnya dia paham juga. Aku senang bisa membantu orang, walaupun dia orang Malaysia. Malaysia adalah musuh Indonesia.


Di sela-sela pelajaran, kadang aku memperhatikan guruku, aku terpana akan keanggunannya. Aku ingin sekali menjadi murid kesayangannnya. Waktu berjalan sangat cepat. Mungkin karena aku sangat menikmati suasananya. Saat pelajaran aku harus memahami sendiri apa yang dikatakan guruku, soalnya Hamzah, sudah pindah ke level di atas kita. Seperti biasa, pukul 10.40 A.M. kita istirahat, cukup untuk melepas penat. Ternyata di tempat tomer ada orang Indonesia selain kita. Dia satu level sama Hamzah, namanya Maulana. Kita ngobrol di depan kelas kita. 20 menit berlalu, kita semua kembali masuk kelas.

Pelajaran kembali dimulai, dari awal sampai akhir, Thaqib kulihat sangat tidak bersemangat. Entahlah dia sepertinya sedih. Saat menit akhir pelajaran kita dapat PR, tapi kita belum punya buku PRnya, akhirnya kita dipinjami buku oleh guruku. Bukunya aku yang bawa. Aku senang sekali rasanya. Aku jadi sangat bersemangat ikut tomer. Kita akhirnya pulang, tapi sebelumnya mampir ke toko sebelah tempat tomer. Aku ingin beli kamus Inggris – Turki, kita berlima masuk ke toko tersebut. Saat kucoba tanya ke pelayannya, dia ngomong panjang lebar, dan aku tak mengerti apa yang dia katakan. Akhirnya aku ditunjukan tempat kumpulan kamus. Letaknya dilantai bawah. Aku membeli kamus yang mirip punya Hamzah, sepertinya lebih lengkap.Setelah mendapatkan kamusnya, aku kembali ke lantai atas, dan ternyata malah ditawari minum teh.

Kita berlima akhirnya duduk-duduk sambil ngeteh dan ngobrol dengan pemilik toko alat tulis tersebut. Dia banyak tanya sepertinya, tapi hanya Hamzah yang bisa menjawabnya. Dia menjadi penerjemah kita berempat. Setelah teh abis, kita langsung ke kasir untuk membayar barang-barang yang akan kita beli. Kita akhirnya pulang, berjalan menuju halte. Tak lama kemudian bisnya datang. Dari awal verifikasi tomer sampai hari ini, aku pinjam uang terus untuk naik bis, soalnya uangku masih 100 TL, pasti tidak akan ada kembaliannya.

Sesampainya di pemberhentian terakhir, aku tidak langsung pulang ke apartement, aku mampir dulu ke toko jajanan. Aku beli jus buah dan 2 cokelat. Uang kembaliannya recehan, dan aku bayar hutangku ke teman-teman. Padahal tadi 100 TL buat beli alat tulis, masih 90 TL, buat beli jus dan cokelat masih 86 TL, dan setelah ku bayar sebagian hutangku, masih tersisa 80 TL. Aku simpan cokelatnya untuk nanti saat minum teh. Aku buka dulu jusnya dan kita minum bersama. Sore hari sampai malam hari kita hanya di salon.

Malam harinya setelah sholat berjamaah dan makan malam, kita kerjakan PR yang tadi siang. Aku ambil buku yang dipinjami guruku, karena soal-soalnya ada di buku itu. Kita bersama mengerjakan PRnya, saat ada kesulitan, kita tanyakan kepada Hamzah. Dia juga sedang ada PR. Setelah kita berlima selesai mengerjakan PR. Kita langsung bergegas tidur. Semoga esok hari menyenangkan. Sudah tidak sabar untuk bertemu guruku lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Ullih Hersandi Urang-kurai